Kongres Masyarakat Adat
Delegasi AMAN Sumatera Utara Tiba di Papua, KMAN VI Diharapkan Hasilkan Keputusan Terbaik
Adapun delegasi masyarakat adat dari Sumatra Utara sebanyak 76 orang. Sementara dari Tano Batak ada 30 orang. Papua aman dan kondusif.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Rombongan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sumatera Utara tiba di Kabupaten Japayura, Papua, Sabtu (22/10/2022).
Meski tampak kelelahan setibanya di Bandara Sentani, pukul 06.00 WIT, namun itu semua terbayar dengan suasana alam dan keindahan Danau Sentani.
Ditambah lagi sambutan ramah dari masyarakat adat Kabupaten Jayapura.
Perjalanan dari Sumatera Utara ke Jayapura terbilang panjang, dan memakan waktu penerbangan banyak, ditambah transit dari Jakarta atau Makassar.
Adapun delegasi masyarakat adat dari Sumatra Utara sebanyak 76 orang.
Sementara peserta dari AMAN Wilayah Tano Batak ada 30 orang.
Baca juga: Dewan AMAN Sumut Apresiasi Penyambutan oleh Perempuan Adat di Tanah Tabi
Ketua Badan Pengurus Harian AMAN Wilayah Tano Batak, Roganda Simanjuntak, berharap Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di wilayah adat Tabi berjalan lancar.
"Kita harap kongres berjalan lancar dan mengahasilkan keputusan terbaik untuk Masyarakat Adat Tano Batak dan seluruh Nusantara," ujarnya kepada Tribun-Papua.com, di Puspenka Sentani, usai registrasi peserta KMAN VI.
Situasi Papua Aman
Persis seperti dirasakan peserta dari daerah lain, Roganda Simanjutak mengaku situasi di Papua ternyata aman dan kondusif.
Hal ini membuat dirinya heran atas pemberitaan di media yang kerap menyajikan informasi gangguan keamanan di wilayah ini.
Terlebih, konflik bersenjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kontra aparat keamanan, sebagaimana diberitakan media arus utama.
"Ternyata tidak, infomasi itu tidak ada; malah damai dan tentram. Terbantahkan, dan kami bersyukur bisa sampai di Jayapura," akunya.
Lawan Perusahaan Perampas Tanah Adat
Menurut Roganda Simanjutak, AMAN Tano Batak hingga kini memperjuangkan tanah adat yang dirampas 'perusahaan nakal' yang memanfaatkan kebijakan negara.
Ia mencontohkan, hadirnya pabrik bahan kertas bernama PT Toba Pulp Lestari di Kabupaten Toba membuat masyarakat adat sengsara dari dulu hingga sekarang.
Menurutnya, perusahaan ini selalu mengeklaim konsesi atas hutan adat dan lindung pada sejumlah wilayah adat Tano Batak.
Selain merampas hak ulayat, tujuannya juga meningkatkan pendapatan dengan produk industri.
Baca juga: Kongres Masyarakat Adat Nusantara Jadi Pembuktian Keberhasilan Otsus di Papua
"Sampai hari ini terus merampas, mengkriminalisasi dan menggusur suara dari Tano Batak. Kami akan terus perjuangkan keputusan strategis hak masyarakat adat di Tano Batak," ujar Roganda.
Nantinya, AMAN Tano Batak akan menampilkan repertoar musik bernama Gondang Sabangunan saat pawai pembukaan KMAN VI.
Ketua Kerukunan Masyarakat Adat Batak (KMB) Kabupaten Jayapura, Sihar Lumban Tobing, mengaku pihaknya telah mempersiapkan penyambutan rombongan peserta KMAN VI dari Sumatera Utara.
Ini sejalan dengan arahan dari Ketua Umum KMAN VI, Mathius Awoitauw, yang juga menjabat Bupati Jayapura.
Mathius Awoitauw, kata Tobing, meminta setiap paguyuban di Papua untuk terlibat aktif menjemput dan memberikan arahan bagi komunitas dari daerah asal masing-masing.
"Saya satu pesawat dengan mereka (rombongan), jadi ada perkenalan singkat. Kami siap membantu mereka, kami akan dampingi dan kunjungi sehingga jika ada kendala agar selama kongres tidak ada kesan yang kurang," jelasnya.
Sekadar diketahui, KMAN VI akan digelar di wilayah adat Tabi; Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura pada 24 hingga 30 Oktober 2022. (*)