Papua Terkini
Videonya di Jenewa Swiss Sempat Viral, Ini Kata Ketua MRP Timotius Murib
Timotius mengatakan, setelah melihat percakapan dan berbagai flayer yang beredar terlihat cenderung tendensius atau berpihak.
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib memberikan klarifikasi terkait video singkat dirinya di Jenewa Swiss.
Timotius mengatakan, setelah melihat percakapan dan berbagai flayer yang beredar terlihat cenderung tendensius atau berpihak.
"Saya perlu menanggapi bahwa saya Ketua MRP diundang personal sebagai Panelis dan difasilitasi oleh pengundang untuk mengikuti diskusi kritis sebagai masukan bagi sidang peninjauan berkala Universal Universal Periodic Review (UPR) di Jenewa, Swiss. Jadi disini saya (bukan menggunakan perjalanan dinas dari MRP)," kata Timotius kepada Tribun-Papua.com, via WhatsApp, Selasa (15/11/2022) pagi.
Baca juga: Timotius Murib: Pemerintah dan DPR Sepihak Bentuk Provinsi Baru di Papua
Timotius menjelaskan, Universal Periodic Review (UPR) sendiri merupakan forum tukar-menukar pandangan sesama pemerintah dalam pemajuan dan perlindungan HAM, termasuk untuk penghormatan HAM kelompok Penyandang Disabilitas.
"Mekanisne UPR merupakan suatu kerjasama tinjau ulang 4 tahunan yang adil, dimana seluruh negara anggota PBB berkesempatan untuk dikaji ulang ataupun menjadi negara yg memberikan pandangan serta rekomendasi HAM-nya," ujarnya.
Menurut Timotius, termasuk Indonesia yang hadir diwakili Menlu Retno Marsudi dan rombongan.
"Yang diundang menjadi Panelis dalam diskusi kritis tersebut, bukan hanya Ketua MRP, tapi ada juga Anggota Komnas HAM Andy Yentriyani (Anggota Komnas Perempuan), Usman Hamid (Direktur Amnesty Internasional), Dr Benny Giay (Dewan Gereja Papua)," katanya.
Baca juga: Kehilangan Marwah, Timotius Murib Nilai UU Otsus Tak Akomodir Hak-hak Rakyat Papua
Timotius menegaskan, terkait video singkat dirinya selaku Ketua MRP yang beredar di WA Group dan Tiktok, menurutnya, itu adalah ekspresi keprihatinan beliau atas belum tuntasnya penegakkan hukum atas pelanggaran HAM di tanah Papua.
"Mari berpikir yang positif supaya sehat jasmani, jiwa, dan akalnya untuk berkarya lebih banyak lagi bagi Indonesia, terlebih khusus bagi masyarakat Orang Asli Papua," tandasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/01092022-Timotius_Murib-1.jpg)