Pemkab Jayapura
Kasus HIV-AIDS di Kabupaten Jayapura Papua Meningkat, Begini Penjelasan Dinas Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan, Khairul Lie menjelaskan dari angka itu hanya 60 persen orang dengan HIV-AIDS (ODHA) berada dalam pengawasan pihaknya.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mencatat kasus kumulatif HIV-AIDS di wilayahnya bertambah 200-300 kasus per tahunnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Khairul Lie menjelaskan dari angka itu hanya 60 persen orang dengan HIV-AIDS (ODHA) berada dalam pengawasan pihaknya.
"Sisanya 40 persen ini yang mengkhawatirkan karena mereka yang tidak dalam pengawasan sehingga dapat menjadi sumber penyebaran," ujarnya kepada Tribun-Papua.com, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: Ditemukan Pertama Tahun 1992 di Merauke, Kasus Kumulatif HIV/AIDS di Papua Mencapai 49.011 Orang
Khairul menjelaskan saat ini setiap fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Jayapura memiliki layanan untuk memeriksa HIV-AIDS.
Ketika ada pasien yang diperiksa kemudian positif akan didampingi oleh tim konsuler yang memberikan pemahaman mengenai resiko minum obat, termasuk memeriksa kesehatan secara lengkap.
Pasalnya, obat tersebut akan diminum seumur hidup.
Pihaknya mengkonfirmasi bahwa obat anti virus tersedia, gratis dan bisa di dapatkan di seluruh layanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Jayapura.
Meski begitu, kata dia, kembali kepada kesadaran masyarakat untuk memeriksa kesehatannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masih adanya diskriminasi yang membuat calon pasien merasa malu untuk diperiksa.
Lebih lanjut, Indonesia menetapkan EndingAIDS 2030 dalam melakukan penanggulangan HIV-AIDS dengan menetapkan jalur cepat pada tahun 2025 dalam upaya stop HIV dengan menargetkan 95-95-95.
Khairul menjelaskan 95-95-95 adalah tiga target yang ingin dicapai dalam menuju target Ending AIDS.
Kemudian 95 persen orang dengan HIV mengetahui statusnya, 95 persen ODHIV mendapatkan pengobatan ARV dan 95 persen ODHIV ON ARV dimana virus HIV-AIDS tersupresi.
"Penularan penyakit HIV dibanding dengan TBC lebih berbahaya TBC. Ini kan menular lewat faktor perlaku dimana jika tidak dipraktekkan tidak akan terjadi."
"Saya harap dari waktu ke waktu kita temukan lebih baik dan harapannya mereka tetap dalam pengawasan kita," jelasnya.
Baca juga: HIV/AIDS di Papua Capai 47.962 Kasus, dr Beeri Wopari: Didominasi Kelompok Usia Produktif
HIV AIDS pada prinsipnya ditemukan dan diobati.
"Prinsip kita ditemukan dengan cepat kalau orang belum jatuh sampai ke stadium yang lebih lanjut dalam sakit juga pada ibu hamil dapat mencegah menular kepada anak jika diketahui sejak dini, dan ini banyak terjadi pada perempuan di kampung," ujarnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/Kepala-Dinas-Kesehatan-Kabupaten-Jayapura-Khairul-Lie-menyatakan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.