ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PT Freeport Indonesia

Dari Grasberg ke Gresik, Smelter Freeport Beri Kontribusi Berlipat bagi Ibu Pertiwi: Legasi Jokowi

Hingga kini pembangunan smelter itu telah menyerap biaya sekitar Rp 25 triliun dari total anggaran Rp 42 triliun.

Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Tribunnews.com
Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik Jawa Timur yang disebutkan telah rampung 51,7 persen dengan penyerapan anggaran sebesar Rp 25 triliun dari total anggaran sebesar Rp 42 triliun. 

Itu belum termasuk penerimaan negara dalam bentuk pajak dan bantuan Freeport Indonesia untuk kegiatan sosial di Papua.

Itulah mengapa proyek Smelter di Gresik memiliki makna khusus bagi Jokowi maupun Tony Wenas.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, saat menunjukkan progres pembangunan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, yang sudah rampung 51,7 persen dengan penyerapan anggaran sebesar Rp 25 triliun.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, saat menunjukkan progres pembangunan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, yang sudah rampung 51,7 persen dengan penyerapan anggaran sebesar Rp 25 triliun. (Tribunnews.com)

Kontribusi Berlipat bagi Negara

Jika proyek ini sudah beroperasi komersial akhir 2024, maka bahan tambang Freeport tidak akan lagi dikirim dan diolah di Jepang.

Smelter Gresik akan mengolah konsentrat 1,7 juta dmt per tahun --untuk melengkapi smelter Freeport sebelumnya, juga di Gresik, yang kemampuannya hanya 300 ribu.

Smelter lama pun akan ditingkatkan kapasitasnya dari 300 ribu menjadi 1,3 juta.

Dua smelter itu diproyeksikan bisa mengolah konsentrat 3 juta dmt per tahun.

Selain memproses emas, perak, dan platinum, 'sisa-sisa' bahan olahan akan menghasilkan asam sulfat (dibeli PT Petrokimia Gresik) serta terak tembaga dan gipsum (dibeli PT Semen Indonesia).

Baca juga: Hilirisasi PT Freeport Indonesia Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik

Emas Freeport, antara lain, dipasok ke PT Antam.

Smelter, kata Tony Wenas, juga akan memproses tembaga, salah satu bahan baku penting mobil listrik.

Menurut Tony, mobil listrik membutuhkan tembaga empat kali lebih banyak daripada mobil konvensional.

"Enam belas bulan dari sekarang, Smelter Gresik akan beroperasi," kata Tony Wenas.

Ini akan menandai babak baru PT Freeport Indonesia, perusahaan asing yang "dinasionalisasi" dengan kepemilikan saham mayoritas pemerintah, yang mengolah bahan bakunya 100 persen di dalam negeri, dan memberikan kontribusi ke negara berlipat-lipat.

Jokowi tentu akan senang mengakhiri masa jabatan keduanya sebagai presiden dan meninggalkan Freeport dan Smelter Gresik sebagai salah satu legasi kepemimpinannya. (*)

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved