ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pesawat Susi Air Terbakar

Soal Penyelamatan Pilot Susi Air yang Disandera KKB, Mahfud MD Singgung Permintaan Selandia Baru

Menko Polhukam Mahfud MD singgung permintaan pemerintah Selandia Baru terkait upaya pembebasan pilot Susi Air yang disandera KKB Papua.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (19/11/2019) - Menko Polhukam Mahfud MD singgung permintaan pemerintah Selandia Baru terkait upaya pembebasan pilot Susi Air yang disandera KKB Papua. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Menteri Koordinator Politik, Hukum, HAM, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan pihaknya sebenarnya telah mengetahui lokasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera Pilot Susi Air Capt. Philip Mark Mehrtens.

Menurut Mahfud MD, dari awal kasus terjadi, tak sulit bagi aparat keamanan untuk mengetahui keberadaan KKB.

Akan tetapi, kata Mahfud MD, aparat tak bisa melakukan penyergapan terhadap KKB karena permohonan pemerintah Selandia Baru.

Baca juga: Bupati Nduga Ingin Negosiasi Dulu dengan KKB yang Sandera Pilot Susi Air, Panglima TNI: Kita Tunggu

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Ia menyebut, pemerintah Selandia Baru khawatir warganya yang disandera akan dieksekusi KKB jika pengepungan dilakukan.

"Ini masalahnya yang disandera orang asing dan begini pokoknya sandera ini akan kami lepas kalau Papua dilepas. Itu ancamannya. Saya katakanlah, loh saya sudah tahu loh tempatnya, koordinat berapa seperti itu. Kamu sudah kita kepung sekarang," ujar Mahfud saat berbincang dengan sejumlah tokoh di kantornya, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

"Tetapi begitu kita mau bergerak kan pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan (mengatakan) 'kami memohon tidak ada tindak kekerasan karena itu warga kami' agar masalah ini tidak menjadi masalah internasional," ungkapnya.

Oleh karena itu, Mahfud MD mengatakan pihaknya berharap upaya persuasif untuk pembebasan Kapten Philip bisa berhasil.

"Kalau (jadi isu) internasional itu kita yang rugi, oleh sebab itu kita masih tangani ditunggu aja mudah-mudahan ada penyelesaian," tukasnya.

Baca juga: TPNPB-OPM Sebut Bakal Manfaatkan Pilot Susi Air untuk Hal Ini jika Permintaan Mereka Tak Dituruti

Diberitakan sebelumnya, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyampaikan perkembangan pencarian Pilot Susi Air Capt. Philip Mark Mehrtens di Mako Lanud Yohanis Kapiyau pada Kamis (16/2/2023).

Saleh didampingi Kabinda Papua Mayjen TNI Gustav Agus Irianto, Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring, Danpas III Brimob Brigjen Pol Gatot dan Danlanud Mimika Letkol Pnb Slamet Suhartono.

Pada kesempatan tersebut, Saleh mengatakan sampai saat ini upaya penyelamatan Capt. Philip masih dilakukan dengan pendekatan dialog atau soft approach yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Daerah Nduga.

Namun demikian, kata dia, mengingat terbatasnya waktu, aparat TNI-Polri punya standard operasi yang harus dijalankan dalam upaya penegakan hukum agar persoalan tersebut tidak berlarut.

Salah satu hal yang menjadi standar yakni terkait batas waktu.

Baca juga: Operasi Pencarian dan Penyelamatan Pilot Susi Air Masih Berlangsung, Danrem 172/PWY Ultimatum KKB

"Saya tidak bisa sampaikan dan ungkapkan waktunya karena ini suatu hal yang dirahasiakan. Tetapi apabila tiba waktunya, maka TNI Polri akan melakukan penegakan hukum secara terukur, terpilih dan terarah," kata Saleh dalam keterangan resmi Penerangan Kodam XVII Cenderawasih pada Kamis (16/2/2023).

Saleh juga menegaskan kesiapan pihaknya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved