ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Literasi Anak Papua

Program Literasi Sangat Berdampak bagi Siswa, Unicef Papua: Ini Harus Diteruskan Pemerintah

Intervensi Yayasan Nusantara Sejati yang diberikan kepada sekolah berupa pelatihan guru-guru, khusus kelas awal dan juga guru kelas tinggi

|
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: M Choiruman
Tribun-Papua.com
PROGRAM LITERASI - Susana pertemuan tim pengarah Kabupaten Jayapura sekaligus penutupan program penguatan literasi baca tulis kelas awal 2020-2022 di salah satu hotel di Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (22/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI – Program penguatan literasi kepada anak-anak Papua yang selama beberapa tahun dilakukan Unicef Papua bersama Yayasan Nusantara Sejati sangat berdampak pada peningkatan kualitas siswa di Bumi Cenderawasih. Bahkan program bermutu tinggi ini harus dapat diteruskan oleh pemerintah.

Hal itu dikatakan spesialis pendidikan Unicef Papua, Pria Santri Beringin saat acara penguatan literasi yang digelar di salah satu hotel di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Tiga Tahun, Unicef Papua Kolaborasi Yayasan Nusantara Sejati Bikin Program Literasi di 16 Sekolah

Menurutnya, program literasi baca tulis kelas awal yang dilaksanakan Yayasan Nusantara Sejati yang bermitra dengan Unicef Papua dan Pemerintah Kabupaten Jayapura, telah mengintervensi 16 sekolah yang tersebar di sepuluh distrik selama tiga tahun.

"Kegiatan ini bisa menjadi inspirasi pemda, menggunakan APBD untuk meneruskan kegiatan literasi. Program yang digarisbawahi adalah kemampuan mengajar guru," terangnya.

Pada 2020 sekitar 140 guru yang ada di 16 sekolah dasar (SD) ini hanya lima persen yang masuk skor minimal.

Penilain tersebut diambil dari cara guru mengajar, menggunakan alat peraga, menyapa anak dengan ramah, memberikan hukuman dan lainnya.

Menurut Pria Santri Beringin, guru menjadi kunci sukses agar siswa dapat belajar secara baik sesuai yang diharapkan.

Pria Santri Beringin menyampaikan, guru-guru yang sudah mendapat bimbingan tidak dibiarkan begitu saja.

Mereka harus terus didampingi oleh supervisinya yaitu kepala sekolah, pegawas sekolah, dinas terkait, dan tim pendamping literasi daerah.

Baca juga: Strategi Pembangunan Kesejahteraan Papua Perlu Libatkan Kebudayaan dan Literasi Digital

Lebih lanjut, kata Pria Santri Beringin menjelaskan, assement nasional 2021, Unicef Papua menyatakan bahwa setengah dari siswa Indonesia belum masuk potensi minimum kategori bukan pembaca.

"Di sini lebih parah lagi, 2015 kami temukan secara nasional hanya enam persen yang belum masuk kategori bukan pembaca. Sementara di Tanah Papua secara keseluruhan sekitar 62 persen," paparnya.

Oleh karena itu, pihaknya memastikan dasar literasi baca tulis harus dituntaskan terlebih dahulu, kemudianberbicara soal sains, numerasi, analisa, skil abad 21, informasi teknologi.

Baca juga: Kolaborasi Peningkatan Literasi, Universitas Multimedia Nusantara Donasi Buku

Kabupaten Jayapura, lanjut Pria Santri Beringin, sangat mendukung program penguatan literasi tersebut.

Mereka rata-rata mengalokasikan anggaran sebesar Rp 400 hingga Rp 600 juta setahun untuk memberikan anggaran replikasi yang dikelola oleh Dinas Pendidikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved