Unicef Papua
Kepala Kampung Sereh Jayapura 4 Tahun Ajak Warga Setop BABS
sejak 2019, berupaya membangun Mandi Cuci Kakus (MCK) yang menjadi program proritas baik di pemerintah kampung dan Dinas Pekerjaan Umum
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI – Kampanye untuk hidup bersih dan sehat yang satu di antaranya stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Papua terus dilakukan pemerintah dan berbagai kalangan.
Karena hingga kini masih banyak ditemukan warga yang BABS tersebut lantaran tidak memiliki fasilitas, hingga minimnya pengetahuan tentang sanitasi.
Baca juga: Unicef Papua Gandeng PGGP Minta Warga Jangan BABS: Tokoh Agama Bisa Ajak Umat Hidup Bersih
Hal itu diakui Kepala Kampung Sereh, Steven Eluay. Menurutnya, sebagian warganya masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS), meskipun pihaknya secara terus menerus menyampaikan informasi dan pengetahuan terkait larangan BABS tersebut.
Steven Eluay mengatakan hal tersebut usai mengikuti pelatihan fasilitator yang dilaksanakan Gender Equality Sosial Inqluition Officer yang menggandeng Kementrian Kesehatan dan Unicef Papua di Kantor Kampung Sereh.
Dia menjelaskan, masyarakatnya yang masih baung air besar disembarang tempat, seperti di sungai dan kebun.
Meski begitu, pihaknya sejak 2019, berupaya membangun Mandi Cuci Kakus (MCK) yang menjadi program proritas baik di pemerintah kampung dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Jayapura.
Pada 2022, ada 64 MCK yang dibangun untuk individu dan satu bangunan komunal untuk 30-50 kepala keluarga (KK).
Penyedian sarana dan prasarana tersebut menurutnya sudah mendekati cukup, mengingat jumlah kepala keluarga (KK) di Kampung Sereh sebanyak 1.500 atau sebanyak 6 ribu jiwa.
Baca juga: Puluhan Kampung di Kabupaten Jayapura Terapkan Bebas Perilaku BABS, Khairul: Capai 80 Persen
"Bantuannya diberikan kepada masyarakat yang tidak mempunyai akses ke kamar mandi dan buang air besar ke sungai. Tahun ini ada juga bantuan MCK," jelasnya.
Menurutnya, adanya pelatihan yang dilakukan masyarakat dapat memahami perilaku hidup sehat dan dapat mengintervensi BABS.
"Mereka memberikan pemahaman membangun MCK yang baik khususnya bagi penyandang disabilitas dan juga kepada masyarakat mengenai kepedulian MCK," ujarnya.
Baca juga: Giatkan Stop BABS, Dinkes Mamteng Gandeng Yayasan Noken Papua Gelar Pembekalan Enumerator
Menurut Steven Eluay, hal itu tidak hanya menjadi tanggu ng jawab pemerintah. Masyarakat kampung pun dapat bergotong-royong untuk mengambil langkah cepat untuk mengatasi BABS.
"Kami akui belum cukup yang dilakukan pemerintah daerah dalam upaya memberantas ini, dan masih warga masih BABS," ujarnya.
Sementara itu, target pembangunan di 2023, katanya, akan difokuskan pada peningkatan ekonomi masyarakat dan sanitasi. Hal itu merupakan kebutuhan mendasar masyarakat untuk mendapat kehidupan layak dan berkualitas. (*)
Tribun-Papua.com
Unicef Papua
Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Kampung Sereh
Jayapura
Kabupaten Jayapura
Steven Eluay
Kepala Kampung Sereh
Unicef dan Pemerintah Australia Luncurkan Program Pembelajaran Kelas Awal di Papua |
![]() |
---|
Unicef Papua Gelar Workshop Desiminasi Hasil Pemodelan Sarapan Sehat Aksi Bergizi untuk Remaja |
![]() |
---|
BERITA FOTO: Silaturahmi GM Tribun Papua ke Kantor Unicef Perwakilan Papua dan Papua Barat |
![]() |
---|
Rapat Evaluasi Program Air dan Sanitasi, Unicef Hadirkan Tujuh Pemda di Tanah Papua |
![]() |
---|
Pemkab Biak dan Unicef Papua Sukses Gelar Advokasi Horizontal Learning |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.