Kesehatan
Giatkan Stop BABS, Dinkes Mamteng Gandeng Yayasan Noken Papua Gelar Pembekalan Enumerator
Masyarakat perlu diberikan pemahaman sanitasi, termasuk jangan guang air besar sembarangan karena ini menyangkut kesehatan
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, MAMTENG – Dalam rangka sosialisasi stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng) menggelar workshop pembelakan terhadap sejumlah enumerator.
Workshop tersebut bertajuk Studi Perilaku BABS yang dilangsungkan di Kobakma, dan diikuti para enumerator atau tenaga sanitarian.
• Gelar Workshop Studi Perilaku BABS, Petrus Wanggai: Kita Dorong Warga Peduli Sanitasi
"Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi dari Dinkes Mamteng, bersama Yayasan Noken, Unicef dan Poltekes Kemenkes Jayapura untuk memberikan pendampingan," kata Sekretaris Dinkes Mamteng, Dotius Doga kepada Tribun-Papua.com, Selasa (9/8/2022).
Dotius mengatakan, masalah tidak terdapat jamban di sebagian rumah masyarakat di Kabupaten Mamberamo Tengah, masih menjadi masalah utama maraknya BABS.
Untuk itu memang, ia mengakui bahwa dalam mengubah perilaku masyarakat, tak semudah membalikkan telapak tangan.
• Akkopsi Apresiasi Penuh Pemkot Jayapura atas Komitmen Kampanye Stop BABS 2025
"Masyarakat perlu diberikan pemahaman soal kesehatan, dan juga menyediakan fasilitas MCK dengan akses air bersih yang lancar untuk menunjang aktivitas," pintanya.
Pihaknya terus berkomitmen untuk terus mengupayakan perubahan pola pikir masyarakat, agar dapat lebih memperihatikan aktivitas BAB.
"Adanya workshop ini, kita ingin lakukan pelatihan dan pemberian pemahaman terhadap tenaga sanitarian atau enumerator yang diterjunkan ke masyarakat, agar dapat paham dengan situasi yang ada," tandasnya.
• AHL 2022 Digelar di Abepura, Reza Hendrawan: Forum Diskusi Kepala Daerah Soal Kampanye Stop BABS
Dalam kesempatan itu, ia menyebutkan tugas dan fungsi dari seorang enumerator di lapangan ialah, memberikan penyuluhan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Dotius menuturkan dalam mewujudkan Mamteng stop BABS, tentu perlu kolaborasi dari semua pihak, mulai dari Pemerintah, swasta, hingga tokoh-tokoh adat, agama, dan masyarakat yang terlibat aktif.
Senada dengan Dotius, Fasilitator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Yayasan Noken Papua, Jecky Picanussa menyampaikan keprihatinannya, atas kondisi masyarakat di Mamteng yang masih ditemukan BABS.
• Pemkot Jayapura Gelar AHL 2022 bersama Unicef, Wujudkan Papua Stop BABS
"Penyebab umum atau utama yang didapati itu, biasanya masyarakat masih melakukan BABS karena tidak memiliki jamban pribadi dan sulitnya akses air bersih," ungkap Jecky.
Berangkat dari hal tersebut, Jecky mengatakan maka diadakannya pelatihan atau workshop bagi para enumerator guna pendataan warga dalam program Stop BABS.
Hanya saja, pihaknya merasa belum cukup efektif dengan melihat masih tingginya masyarakat di Mamteng yang melakukan BABS.
• Dukung Stop BABS, Pemprov Papua Bersama Unicef dan Yayasan Noken Gelar Webinar