KKB Papua
Tokoh Papua Ini Respon Penyanderaan Pilot Susi Air, Sebut Tak Berarti Papua Langsung Merdeka
Willem menegaskan kembali persoalan kebangsaan sudah selesai, dan Papua adalah wilayah sah dari NKRI apapun bentuk ketidakpuasan yang dilontarkan.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Tokoh Papua, Willem Frans Ansanay merespon aksi penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Methrtens oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga.
Ansanay menyebut, apabila pilot itu dibebaskan tidak berarti Papua langsung merdeka.
Ia menegaskan urusan soal Papua telah final, dan secara sah diakui dunia internasional menjadi bagian dari Indonesia.
"Sebagai Pembina Barisan Merah Putih RI Papua, tentu saya juga menyoroti soal penyanderaan pilot Susi Air yang masih terus menjadi perhatian publik di Tanah Air, hingga saat ini," kata Willem kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Kamis (2/3/2023).
Baca juga: Egianus Kogoya Diburu, Senjata Revolver Pimpinan KKB Nduga Papua Disita
Willem menjelaskan, terkait dengan kasus tersebut, belakangan semua melihat adanya lobi-lobi dari kelompok berseberangan yang ingin merdeka dari Indonesia.
"Seperti misalnya saudara Benny Wenda untuk menyampaikan komunikasinya, terhadap negara-negara yang diminta mendukung dalam skala global atau internasional," pungkasnya.
Namun, secara garis besar, Willem menegaskan kasus penyanderaan tersebut merupakan urusan domestik Indonesia.
"Persoalannya ini pilot mengantar bahan makanan, kemudian disandera dan mempertaruhkan TPN OPM bernegosiasi dengan Pemerintah Indonesia, dan memaksa pihak ketiga atau dunia internasional untuk intervensi ke dalam," jelasnya.
Terkait itu, Willem menegaskan kembali persoalan kebangsaan sudah selesai, dan Papua adalah wilayah sah dari NKRI apapun bentuk ketidakpuasan yang dilontarkan.
"Saya kira negara mampu menyelesaikannya termasuk kasus penyanderaan terhadap pilot Susi Air, sehingga hal ini tidak menjadi opini publik internasional bahwa memposisikan TPN OPM untuk bernegosiasi," ujarnya.
Baca juga: Masih Ingat ASN Pemasok 615 Amunisi dan Senjata ke KKB? Ditangkap Saat Hendak Temui Egianus Kogoya
Ia menekankan pula, sangat jauh apabila ada yang berfikir jika melakukan penyanderaan maka Papua akan merdeka.
"Sebab dunia internasional sudah mengakui Papua bagian dari Indonesia, dan itu sudah finish atau selesai," tutupnya.
Sebelumnya diketahui, pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Kapten Philips Max Mehrtens, menjadi korban penyanderaan dari kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Hutan Nduga, Papua.
Pasukan gabungan TNI-Polri kini dalam upaya menyelamatkan Kapten Philips dari kelompok yang dipimpin oleh Egianus Kogoya tersebut. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.