ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok

KILAS BALIK PON: Membumikan Rugby di Papua, Belajar dari George Deda

Timika, Kota Jayapura, Jogja, dan Bali adalah pijakan anak-anak Papua meraih mimpi medali emas. Dua tahun lamanya keringat terkuras sepanjang latihan.

|
PB PON PAPUA XX
Pertandingan merebut medali emas rugby putera antara tuan rumah Papua Vs DKI Jakarta di venue rugby PON XX kompleks TNI AU Sentani, Kabupaten Jayapura pada Kamis (14/10/2021). Papua juara setelah tim putera berdarah-darah. 

Di balik itu semua, ternyata atlet rugby putera dan putri Papua sudah dikenal luas di kalangan pecinta olahraga tersebut.

Rata-rata dari mereka telah bergabung dengan timnas.

Ada juga yang sudah mengikuti kejurda, kejurnas, bahkan  kompetisi berskala internasional.

Bahkan setahun setelah PON Jawa Barat, mereka pernah mengawinkan medali emas putera dan putri pada kejuaraan nasional rugby di Yogyakarta.

“Jadi sebelum PON, saya sudah mempromosikan atlet rugby Papua untuk masuk dalam timnas, Asian Games 2018, Asia Tropy 2018, dan Sea Games 2019 di Manila,” ungkap Deda.

Optimisme yang pernah diungkapkan Deda pada 5 Agustus 2021, terkait target tim, akhirnya terjawab.

Berkaca pada PON Jawa Barat, tim putera asuhannya bisa meraih medali emas di tanah kelahiran.

Suasana latihan tim rugby putra dan putri Papua, di veneu rugby, Doyo baru, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (12/10/2021).
Suasana latihan tim rugby putra dan putri Papua, di veneu rugby, Doyo baru, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (12/10/2021). (Tribun-Papua.com/Calvin Erari)

Membumikan Rugby di Papua

George Deda merupakan orang yang berjasa memasyarakatkan olahraga rugby di Bumi Cenderawasih.

Deda sendiri merupakan putera asal Jayapura kelahiran Wamena, Kabupaten Jayawijaya 19 November 1967. Ia atlet rugby Papua pertama ketika menginjakkan kaki di Timika.

Deda terjun ke dunia rugby pada 1996, ketika awal bekerja di PT Freeport Indonesia, kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika.

Ketika itu, seorang ekspatriat asal Australia yang bekerja di Freeport, menganjurkan agar Deda mencoba olahraga rugby.

“Namanya Paul Quaglia. Saya berlar dari dia sejak 1996 hingga 2000,” Deda membuka perkenalannya dengan cabang olahraga rugby.

Saking makin cinta rugby, Paul membawa George Deda ke Australia dan bermain di beberapa klub untuk meningkatkan adrenalinnya.

Baca juga: Manager Rugby Papua: Medali Emas Kami Persembahkan untuk Tanah Papua

Kini, Deda masih sebagai karyawan tambang raksasa tersebut. Tepatnya, di Departement SLD.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved