Sosok
KILAS BALIK PON: Membumikan Rugby di Papua, Belajar dari George Deda
Timika, Kota Jayapura, Jogja, dan Bali adalah pijakan anak-anak Papua meraih mimpi medali emas. Dua tahun lamanya keringat terkuras sepanjang latihan.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Tim rugby putera Papua kembali meraih medali emas usai menumbangkan DKI Jakarta di partai final PON XX 2021, dengan skor akhir 10-7, pada 14 Oktober 2021.
Capaian ini bukanlah perkara mudah.
Hasilnya dibayar lewat cucuran keringat, meski medali emas tak dapat dikawinkan seperti di PON XIX Jawa Barat 2016.
Anak-anak asuhan George Deda tak menyurutkan langkah untuk konsisten berlatih demi juara.
Timika, Kota Jayapura, Jogja, dan Bali adalah pijakan anak-anak Papua meraih mimpi medali emas.
Dua tahun lamanya keringat terkuras sepanjang latihan.
Baca juga: KILAS BALIK PON #1: Papua Sang Juara Rugby
Sang Pelatih, George Deda mengungkapkan bila anak asuhnya sempat mengalami beban psikologis akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Aktivitas latihan sempat dihentikan seiring peraturan pemerintah dalam penanganan pandemi.
Para atlet putra dan putri sempat diliburkan.
Mereka kembali ke rumah masing-masing.
Terberat, sebagian dari atlet sempat mengalami stress dan hendak meninggalkan tim serta tanah kelahiran.
“Itulah tantangan terberat bagi saya melatih anak-anak.”
“Namun, puji Tuhan pesan dan disiplin yang saya tanamkan bagi adik-adik semua bisa dijalankan,” ujar Deda.
Bagi Deda, doa adalah kunci yang selalu dipegang timnya menjalani setiap langkah apa pun. Baik sebelum dan sesudah latihan, di rumah, hingga menghadapi kompetisi.
“Hanya itu yang yang kami andalkan.”
Di balik itu semua, ternyata atlet rugby putera dan putri Papua sudah dikenal luas di kalangan pecinta olahraga tersebut.
Rata-rata dari mereka telah bergabung dengan timnas.
Ada juga yang sudah mengikuti kejurda, kejurnas, bahkan kompetisi berskala internasional.
Bahkan setahun setelah PON Jawa Barat, mereka pernah mengawinkan medali emas putera dan putri pada kejuaraan nasional rugby di Yogyakarta.
“Jadi sebelum PON, saya sudah mempromosikan atlet rugby Papua untuk masuk dalam timnas, Asian Games 2018, Asia Tropy 2018, dan Sea Games 2019 di Manila,” ungkap Deda.
Optimisme yang pernah diungkapkan Deda pada 5 Agustus 2021, terkait target tim, akhirnya terjawab.
Berkaca pada PON Jawa Barat, tim putera asuhannya bisa meraih medali emas di tanah kelahiran.

Membumikan Rugby di Papua
George Deda merupakan orang yang berjasa memasyarakatkan olahraga rugby di Bumi Cenderawasih.
Deda sendiri merupakan putera asal Jayapura kelahiran Wamena, Kabupaten Jayawijaya 19 November 1967. Ia atlet rugby Papua pertama ketika menginjakkan kaki di Timika.
Deda terjun ke dunia rugby pada 1996, ketika awal bekerja di PT Freeport Indonesia, kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Ketika itu, seorang ekspatriat asal Australia yang bekerja di Freeport, menganjurkan agar Deda mencoba olahraga rugby.
“Namanya Paul Quaglia. Saya berlar dari dia sejak 1996 hingga 2000,” Deda membuka perkenalannya dengan cabang olahraga rugby.
Saking makin cinta rugby, Paul membawa George Deda ke Australia dan bermain di beberapa klub untuk meningkatkan adrenalinnya.
Baca juga: Manager Rugby Papua: Medali Emas Kami Persembahkan untuk Tanah Papua
Kini, Deda masih sebagai karyawan tambang raksasa tersebut. Tepatnya, di Departement SLD.
Deda pernah bermain di timnas rugby Indonesia. Sederet kompetisi serta lapangan rugby pernah dijajalnya.
Mulai iven rugby sevens Arafura Games di Darwin, Australia 1999. Kemudian, Darwin Seven 2000, dan Sea Games Manila 2004.
“Saya sebagai kapten Indonesia saat itu. Kami mendapatkan medali Perunggu,” Deda.
Selain itu, Deda juga pernah memperkuat Indonesia bermain rugby dengan sistim 15 pemain di pada ajang Piala Asia di Camboja.
Kini, ia semakin yakin memantapkan langkah untuk membumikan olahraga rugby di tengah masyarakat Papua.

“Menurut saya, setelah sepak bola, olahraga yang cocok di Papua sesuai kulturnya adalah rugby. Tinggal bagaimana pemerintah membinanya,” ujar Deda di Jayapura, Kamis (28/10/2021).
Alasan Deda bisa diterima. Negara-negara kawasan pacific memang familiar dengan olahraga satu ini.
Misalnya di Fiji, Samoa, Australia, Selandia Baru, dan negara kepulauan di samudera pacific lainnya.
Saking familiarnya, ada wadah rugby pacific bernama Pasific Islands Rugby Alliance atau aliansi rugby kepulauan pacific. Mereka juga sering mengikuti piala dunia rugby.
Bagi Deda, bermain rugby adalah cara melatih strategi berfikir dan bertindak.
“Bagaimana menimbang masalah dan mencari solusi yang tepat. Problem solving. Begitu juga di dunia kerja,” katanya. (*)
PON XX Papua
Rugby Papua
George Deda
Olahraga Rugby
Tribun-Papua.com
Fernando Archiles Yansen Tinal
Papua
Sosok
Penanggulangan Keadaan Darurat dan Ancaman Keamanan di Bandara Sentani Jayapura: Lihat Itu |
![]() |
---|
Tim SAR Gabungan Cari Dua Nelayan yang Hilang di Laut Depapre dan Demta Jayapura |
![]() |
---|
Live Streaming PSMS Medan vs Persikad Depok Pkl 19.00 WIB: Kas Hartadi Waspadai Enzo Celestine |
![]() |
---|
LIVE STREAMING Persipura Jayapura vs Deltras, Sabtu Pkl 19.00 WIB: Arthur Vieira Lawan Sang Mantan |
![]() |
---|
Fabiano Beltrame Bawa Barito Putera Lucuti Persiku Kudus, Makin Tua Makin Jadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.