Lingkungan Hidup
Pasir Danau Sentani Dikeruk, Dikhawatirkan Merusak Lingkungan
Ini terjadi di wilayah Kampung Ifar Besar, tepatnya di Yabaso pinggiran jalan alternatif menuju ke Kampung Nendali, Distrik Sentani Timur.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, mengalami pendangkalan pada sejumlah sisi.
Sebagian penyebabnya adalah banjir bandang Sentani pada 2019.
Pasir dan batuan dari Gunung Cycloops diseret banjir hingga ke danau.
Akibatnya, keramba milik warga harus dipindahkan ke perairan yang lebih dalam.
Namun ada hal lain yang dikhawatirkan akan menambah kerusakan ekosistem di danau ini.
Baca juga: Pemancing Tenggelam di Danau Sentani, Mengidap Penyakit Asma dan Sempat Minta Tolong
Tribun-Papua.com menemukan adanya aktivitas pengerukan pasir dari pinggiran Danau Sentani.
Ini terjadi di wilayah Kampung Ifar Besar, tepatnya di Yabaso pinggiran jalan alternatif menuju ke Kampung Nendali, Distrik Sentani Timur.
Tampak sejumlah pekerja mengeruk sedimen pasir untuk dijual.

Pasir dari dasar danau disedot menggunakan mesin Alkon.
Kemudian, lewat selang panjang, pasir itu dimuat ke dalam truk.
Hanya, pasir berhamburan ke jalan saat truk meninggalkan lokasi pengerukan hingga membuat pengendara lainnya terganggu.
Widianto, seorang pekerja pengeruk pasir, mengatakan setiap harinya ada sekira 4 hingga 6 truk yang memuat pasir.
Baca juga: Panik Saat Memancing, Banter Wira Admana Tewas Tenggelam di Danau Sentani
Mesin alkon ditaruh sekitar 100 meter dari tepian danau.
Kepala Kampung Ifar Besar, Arnold Yoku ketika dikonfirmasi mengatakan pengambilan pasir di pinggir Danau Sentani dikelola oleh warga sekitar lokasi penambangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.