Menapak Pendidikan di SD Negeri Inpres Trimuris Mamberamo Raya Papua

TRIBUN-PAPUA.COM – Gaya bicara lemah lembut, santun, rendah hati dan penuh kasih. Sangat tepat jika sosok bapak yang satu ini sebagai seorang pemimpin.

Sosok tersebut biasa dipanggil Bapak Sawaki (nama Marga).

Nama lengkapnya adalah Ishak Samuel Sawaki. Ia berprofesi sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri Inpres Trimuris yang beralamat di Distrik Mamberamo Hilir, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua.

Baca juga: Pesan Moral Siswa SD Fretigo Mimika, Sarah Tabuni soal Literasi: Kini Lancar Membaca dan Menulis

Dilihat dari sisi geografis, Trimuris terletak di pinggiran sunga Mamberamo.

Penduduk asli Trimuris adalah suku Kawera dengan pola hidup berburu dan berkebun.

SD Negeri Inpres Trimuris merupakan sekolah terbaik dilihat dari sisi pengelolaan manajemen, struktur organisasi.

Dengan pola hidup masyarakat berburu dan berkebun, sangat mempengaruhi kehidupan anak usia sekolah.

Karena, mereka berburu dan berkebun harus berpindah tempat dan dalam kurun waktu yang lama.

Pemahaman pendidikan masih kurang. Hal ini terlihat di mana, masyarakat masih penyerahkan persoalan pendidikan kepada pihak sekolah.

Padahal, pendidikan di lingkungan keluarga lebih penting.

Dari pemahaman tersebut, peran serta Sawaki dan pemerintah setempat sangat di butuhkan.

Untuk itu, Sawaki pun membentuk sekolah jarak jauh di kampung Anggreso Muara Titi.

Ada seorang guru honor yang ditugaskan, yaitu Ibu Ansanai.

Baca juga: Resmikan Tower BTS di Kampung Tarfia, Triwarno Ingatkan Pentingnya Literasi Digital

Hanya Gunakan Tiga Ruangan

SD Negeri Inpres Trimuris praktis hanya menggunakan tiga ruangan dari total enam ruangan yang ada.

Dua di antaranya sudah rusak, dan dimanfaatkan untuk gudang penyimpanan bangku dan meja yang rusak.

Dua ruangan digunakan untuk proses belajar mengajar, dan satu ruangan digunakan untuk tempat para guru dan kepala sekolah menyusun program pembelajaran.

Walau begitu, tak menyurutkan Bapak Sawaki dan Ibu Ansanai untuk mengajar para siswa-siswi yang antusian menerima pendidikan. (*)