Literasi Anak Papua
Pesan Moral Siswa SD Fretigo Mimika, Sarah Tabuni soal Literasi: Kini Lancar Membaca dan Menulis
Dia mengikuti program pendampingan literasi selama 10 bulan yang dilakukan Yayasan Berkat Lestari yang bermitra dengan Unicef Papua
TRIBUN-PAPUA.COM, MIMIKA – Mulut mungil Sarah Tabuni (8 tahun) dengan lancar melafalkan abjad mulai A hingga Z dengan lancar. Sambil berdiri, bocah asal Kabupaten Nduga ini juga lancar melafalkan untaian abjad yang tersusun rapi menjadi kalimat.
Sontak, aksi kemahiran siswa kelas 2 dalam melafalkan huruf, serta membaca dan menulis itu membuat decak kagum siswa dan guru di Sekolah dasar (SD) Yayasan Fretigo Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Baca juga: Unicef Papua dan Unimuda Sorong Gelar Program Literasi Baca Tulis dan Numerasi
Ya, Sarah Tabuni merupakan satu di antara puluhan siswa di sekolah itu yang mengikuti program pendampingan literasi selama 10 bulan yang dilakukan Yayasan Berkat Lestari yang bermitra dengan Unicef Papua.
Di SD Fretigo, Sarah adalah salah satu contoh siswa yang mengalami perkembangan yang baik tentang membaca dan menulis.
Pada awalnya, ia termasuk salah satu siswa dari sekian banyak anak yang masih sulit membaca dan juga menulis.
Namun hal itu berubah ketika program literasi masuk di sekolahnya. Ia dan teman-temannya mulai diajarkan tentang metode pembelajaran yang baik dengan cara pengenalan huruf atau abjad (menggunakan kartu huruf).
Kemudian mengenal jumlah kata dan suku kata (menggunakan stik es krim dan daun) serta membuat kalimat yang diawali dengan menulis suku kata dan kata di lembar empat garis.
Dalam kesehariannya di sekolah, anak perempuan bertubuh pendek dan berparas imut ini dikenal sebagai pribadi yang pendiam.
Baca juga: Program Literasi Kelas Awal Jadi Garis Besar Program Baca Tulis di Kabupaten Jayapura
Dia juga memiliki karakter yang berbeda dengan teman sekelasnya. Ia juga dikenal sebagai murid yang rajin masuk sekolah (jarang absen) dan memiliki motivasi yang besar dalam belajar meskipun ia sedikit lambat untuk membaca dan menulis.
Semangat dan usahanya itu terlihat melalui cara ia bertanya kepada guru untuk meminta penjelasan pada bagian yang kurang dimengerti, serta meminta guru untuk memeriksa setiap hasil karya tulisnya pada saat pendampingan di kelas.
Semangat dan kegigihannya dalam belajar tersebut, membuat ia lebih berkembang dari teman-temannya yang memiliki kesulitan yang sama dengan dirinya.
Baca juga: Disdikbud Biak Numfor, Wahana Visi Indonesia, dan Yayasan Rumsram Beri Penguatan Literasi Kelas Awal
Ketika ia ditanya tentang apa yang memotivasinya dalam belajar, ia berkata bahwa ia ingin menjadi anak yang pintar dan bisa lancar membaca dan menulis.
Sejak awal pendampingan di kelas, Sarah memang masih sangat lambat dalam mengenal huruf dan membunyikan huruf (Abjad) serta membaca kata atau kalimat.
Ada beberapa huruf atau abjad yang ia merasa sulit untuk dibunyikan (membaca) dan membedakan antara huruf b, d, n, u, serta menulis huruf yang ada antena dan ekornya seperti t, f, k, y,g.
Hal ini juga dialami kebanyakan teman sekelasnya. Namun berkat ketekunan dan motivasinya, akhirnya di bulan keenam ia mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang besar dalam membaca dan menulis.
Tribun-Papua.com
Literasi Anak Papua
SD Fretigo Mimika
Mimika
Provinsi Papua Tengah
Literasi
Sarah Tabuni
Sepi Wanimbo: Apresiasi Gerakan Literasi Laluguragan Menyediakan Perpustakaan Buku di Gereja |
![]() |
---|
Sulit Dapat Pendidikan Sejak Kecil, Pemuda Lanny Ini Buka Kelas Literasi Untuk Anak Pedalaman Papua |
![]() |
---|
Biak Nunfor Jadi Pencak Giat Early Grade Literacy 2023 |
![]() |
---|
Pemkab Jayawijaya Gelar Sosialisasi Tim Pendampingan Literasi Daerah |
![]() |
---|
Pendidikan Tanpa Diskriminasi: Kisah Inspiratif Ibu Petronela di SD YPK Asei |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.