ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok

Petronela Merauje, Peraih Kalpataru Bakal Diarak dari Sentani Hingga Ciberi: Ini Sosoknya!

Petronela Merauje berhasil menerima penghargaan Kalpataru dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya.

Editor: Roy Ratumakin
istimewa
Aktivis Lingkungan asal Port Numbay, Papua, Petronela Merauje, kala menerima penghargaan Kalpataru dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - "Saya sangat senang dan terharu bisa mendapatkan penghargaan Kalpataru," kata Petronela Meraudje.

"Tetapi yang terpenting, kerja saya selama 10 tahun terakhir bisa dilihat hutan Mangrove di Kampung Enggros kembali rapat dan asri," sambungnya.

Jika diulur ke belakang, Mama Petronela menyebutkan ia mulai berfokus pada upaya penyelamatan ekosistem hutan Mangrove sejak 10 tahun lalu yakni 2013.

Baca juga: Petronela Meraudje, Pengusaha Mahkota Khas Papua yang Sukses Jadi Agen BRILink di Jayapura

"Saat itu saya melihat pembangunan semakin cepat, ekspansinya nyata, dan makin tahun berganti pembangunan yang berpotensi merusak itu nyaris kita tidak bisa hindarkan," bebernya.

Sehingga dari situlah, Petronela mulai berpikir tajam terkait keberlangsungan hutan Mangrove yang masih menjadi sumber mata pencaharian penduduk setempat.

 

Penghargaan Kalpataru

Petronela Merauje berhasil menerima penghargaan Kalpataru dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Petronela di Manggala Wanabakti, Jakarta.

 

 

Diketahui, Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.

Kalpataru sendiri adalah bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan.

Adapun Petronela diberikan penghargaan ini karena jasanya yang luar biasa terhadap pelestarian lingkungan hidup di Kota Jayapura.

Perempuan asli Port Numbay itu dinilai berjasa dalam menjaga dan melakukan perlindungan Hutan Perempuan (Tonotwiyat) serta Teluk Youtefa, Kota Jayapura.

 

Berpengaruh Lindungi Hutan Perempuan

Mama Petronela Merauje resmi terpilih sebagai penerima Kalpataru 2023 kategori pembina lingkungan, karena dinilai sebagai tokoh perempuan yang berpengaruh dalam perlindungan hutan perempuan (Tonotwiyat) dan Teluk Youtefa.

Ia mengemukakan setiap ilmu yang didapatkannya dari berbagai pelatihan, selalu diterapkan ke Kampung Enggros dan mengajak orang lain untuk ikut bergabung bersamanya.

Baca juga: Petronela Merauje, Aktivis Lingkungan Asal Papua Terima Penghargaan Kalpataru dari Menteri LHK

Ada beberapa kelompok yang dibina oleh Petronela di antaranya Kelompok Perempuan Adat Peduli Mangrove, Kelompok Gereja Eden, dan lainnya.

"Setelah ikut pelatihan dari berbagai institusi, diajarkan banyak hal terkait pemanfaatan Mangrove baru saya sadar bahwasanya Mangrove ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan," ujarnya.

Sebelumnya, Petronela hanya paham jika Mangrove dapat berfungsi sebagai penahan laju abrasi pantai dan sebagai habitat kepiting bakau dan biota lainnya yang biasa menjadi sumber mata pencaharian.

 

Jadi Pioner BRILink di Kampung Enggros

Mama Petronela juga pernah menjadi pioner atau pemula agen BRILink di Kampung Enggros.

"Mama harap dengan mama menjadi agen BRILink di Kampung Enggros, maka bisa bantu masyarakat untuk mereka punya kebutuhan," kata Petronela kepada Tribun-Papua.com belum lama ini.

Baca juga: 10 Tahun Konsisten Lindungi Hutan Mangrove di Jayapura, Mama Petronela Merauje Raih Kalpataru 

Dirinya menilai, BRILink juga dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat, asalkan punya kemauan dan melek teknologi.

"Sekarang ini, kita harus berani ambil peluang," sebutnya.

Karena menurutnya, peluang yang datang sangat banyak, namun yanh berani dan mampu melihat peluang dan mengambil, tidak banyak.

"Seperti BRILink ini kan, mama dikasi kepercayaan oleh pihal BRI, makanya mama bisa dipilih untuk jadi agen BRILink," katanya.

Wanita asli Port Numbay itu, kembali berharap dengan menjadi agen BRILink, dapat membantu masyarakat di kampungnya.

 

 

Olah Daun Mangrove Jadi Handsanityzer

Mama Petronela pernah masuk 50 besar Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI) Kominfo RI.

Perempuan asal Kampung Enggros, Kota Jayapura masuk GNBBI setelah mendaftarkan produk handsanityzer berbahan dasar daun Mangrove yang diramu dari tangan dinginnya.

Petronela senang dan bangga atas keberhasilan yang diraih. Ia berkomitmen bakal fokus dalam mengikuti tahapan seleksi selanjutnya hingga 20 besar.

Tahap demi tahapan bakal ditekuni guna mendapat pendampingan GNBBI.

"Iya benar kita seleksi itu tanggal 17 Juni 2022 dan hasilnya mama satu-satunya dari Kota Jayapura yang masuk 50 besar pendampingan UMKM berkelanjutan bakti Kominfo dengan pengembangan produk handsanityzer dari daun mangrove," kata Petronela.

Wanita peraup jutaan rupiah dari hasil jualan mahkota khas Papua pada PON XX 2021 itu menyebut, pada tahap 1 ini dibutuhkan 100 orang pertama untuk GNBBI.

"Mama memang maju dengan produk handsanityzer dari daun mangrove biar beda dari yang lain, karena kalau mahkota khas Papua dan lain-lain itu sudah banyak,"ujarnya.

Handsanityzer dari daun mangrove yang diproduksinya merupakan home industri yang dikerjakan di rumah pribadinya.

"Awalnya saya dapat pelatihan dari mahasiswa Salemba Uncen untuk buat produk handsanityzer dari daun mangrove, mama diajarkan cara pengolahannya termasuk komposisi," katanya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved