Info Jayawijaya
Ratusan Guru di Wamena Demonstrasi, Pemkab Jayawijaya Didesak Bayarkan Insentif: Ancam Mogok Belajar
Mereka menggeruduk Kantor Otonom untuk mempertanyakan kepada Pemerintah Kabupaten Jayawijaya terkait hak-hak guru yang belum dibayarkan.
Penulis: Arni Hisage | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Arny Hisage
TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA – Ratusan guru di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan menggelar demosntrasi, Jumat (29/09/2023).
Mereka menggeruduk Kantor Otonom untuk mempertanyakan kepada Pemerintah Kabupaten Jayawijaya terkait hak-hak guru yang belum dibayarkan.
Ratusan guru ini merupakan penerima TPP tahun anggaran 2023 dari jenjang pendidikan Paud, TK, SD, SMP, SMA dan SMK se-Kabupaten Jayawijaya.
Baca juga: Aksi Massa di Wamena, Masyarakat Resah Ibu Kota Papua Pegunungan Tak Aman: Kriminalitas Tinggi
Mereka diterima oleh Asisten III Sekda Jayawijaya, Lekius Yikwa, dan Kepala Dinas Pendidikan, Natalis Mumpu.
Ada 5 poin tuntutan para guru terhadap pemerintah setempat.
“Kami guru tau bahwa TPP adalah sumber dana dari APBN yang diperlakukan untuk dibayarkan kepada seluruh ASN di Indonesia, sedangkan insentif sumber dananya dari otonomi khusus."
"Tapi selama ini kami tau TPP muncul lebih depan sedangkan nama insentifnya tidak dimunculkan sehingga kami pikir insentif digantikan dengan TPP,” kata Ketua PGRI Jayawijaya, Jerry Himan kepada wartawan.
Jerry mengatakan, aksi ini menuntut hak profesi guru yang selama ini tidak dibayarkan oleh pemerintah daerah.
Adapun lima poin tuntutan guru;
1. Pembayaran dana tunjangan perbaikan penghasilan TPP tahun anggaran 2023
2. Dana insentif guru tahun anggaran 2023
3. Dana Bosda tahun anggaran 2023
4. Jabatan kepala sekolah yang selama ini belum definitive atau belum dilakukan pelantikan
5. Nasib guru honorer orang asli papua (OAP) yang sementara belum jelas.
Baca juga: Ganggu Keamanan Ibu Kota Papua Pegunungan, Belasan Orang Mabuk Digelandang ke Polres Jayawijaya
“Kami selalu sampaikan ke Dinas Pendidikan namun sampai hari ini tidak perna ada respon yang memuaskan bagi guru, makanya kami datangi langsung kepada Bapak Bupati untuk memberikan solusi kira-kira bagimana mengatasi untuk hati guru sedang luka,” ujarnya.
Sementara, kini sudah masuk triwulan.
“Apabila responnya tidak memuaskan, para guru akan melakukan menggok mengajar,” pungkasnya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.