Nicholas Messet Meninggal
SOSOK Nicholas Messet, Eks Pendiri OPM yang Meninggal di Jakarta: Ditipu Belanda hingga Gabung NKRI
Nicholas Messet merupakan tokoh pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang merasa ditipu Belanda, hingga akhirnya memilih kembali gabung ke NKRI.
Nicholas Messet dulunya adalah seorang pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Bahkan, selama 40 tahun tokoh ini mencari arti dari kata kemerdekaan bagi Papua.
Ia lama malang melintang di negeri Paman Sam.
Dalam sebuah video yang diunggah akun facebook Yudi Prasetyo Djojokusumo, medio 2020, secara gamblang Nicholas Messet mengisahkan perjalanan hidupnya.
Awalnya, ia terhentak saat Nicolaas Jouwe, pemimpin Papua yang terpilih sebagai wakil presiden dari Dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda bercerita tentang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy.
Dalam pertemuan itu, Kennedy menyadarkan Nicolaas Jouwe bahwa dirinya telah dicurangi Belanda.
“Pada 24 Agustus 1828, Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda. Itu artinya anda (Papua) adalah bagian dari Indonesia,” kata Kennedy kepada Nicolaas Jouwe, sebagaimana diceritakan Nicholas Messet dalam video tersebut.
Baca juga: Masih Ingat Nicholas Messet? Dulu Pendiri OPM, Kini Kembali ke Indonesia Usai Sadar Ditipu Belanda
Berdasarkan cerita Jouwe tersebut, Nicholas Messet kemudian memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia.
Sebelum mengambil keputusan itu, Nicholas Messet mengaku telah berkeliling dunia selama 40 tahun untuk mencari arti kemerdekaan.
Khususnya untuk menjawab pertanyaan, apakah benar bangsa Papua itu merdeka?
“Setelah mendapat jawaban dari bapak almarhum Nicolaas Jouwe di Belanda, maka saya berpikir bahwa saya harus kembali ke Republik Indonesia. Dan saya kembali tahun 2007,” terangnya.
Nicholas Messet mengaku menjadi salah satu orang yang ikut mengibarkan bendera bintang kejora Papua pada tanggal 1 Desember 1961.
Terlepas dari itu, dia kini tegas mengakui bahwa Papua sudah merdeka di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

“Mengapa saya katakan demikian? Karena pada tanggal 24 Agustus 1828 pemerintah Belanda atau pemerintah Kolonial Belanda waktu itu resmi menyatakan bahwa tanah Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda,” tegasnya.
Baca juga: Kisah Nicholas Messet, Eks Pendiri OPM Kembali ke Indonesia Setelah Sadar Ditipu Belanda
“Sementara Hindia-Belanda itu dijajah oleh pemerintah Belanda. Untuk itu, kita sudah merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kita adalah bagian dari Republik Indonesia,” tekannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.