ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Mimika

Kasus Stunting di Mimika Menurun, Johannes Rettob: Kolaborasi OPD Mulai Membaik

"Jadi, penurunan angka stunting ini tak luput dari kerja keras dan kolaborasi yang baik dari sejumlah OPD yang ada di Pemkab Mimika," kata Rettob.

Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/ Marcel
Wabub Mimika Johannes Rettob. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA - Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengungkapan, kasus stunting  di daerahnya secara nasional menurun pada tahun ini. =

Saat ini, sebut Rettob,  kasus stunting di Kabupaten Mimikaberada pada angka 7,9 persen.

Baca juga: MENCENGANGKAN! SK Rolling Jabatan Pejabat ASN Pemkab Mimika Dibuat oleh Oknum Tertentu

Dengan demikian, penurunannya lebih banyak dari rata-rata angka nasional yakni 3.8 persen pertahun.

"Jadi, penurunan angka stunting ini tak luput dari kerja keras dan kolaborasi yang baik dari sejumlah OPD yang ada di Pemkab Mimika," kata Rettob di Timika, Minggu (17/12/2023).

Menurut Rettob, program penanganan stunting di Kabupaten Mimika, jika  dilihat angkanya di Papua Tengah, cukup baik di mana program-program dijalankan sampai pada angka 91 persen. 

"Paling tinggi artinya koordinasi, kolaborasi semua OPD sudah cukup baik,” ungkapnya. 

Dijelaskan,  ada berapa hal menyebabkan program penanganan stunting tidak menjadi 100 persen, di antaranya tidak ada SK bupati tentang penetapan desa prioritas lotus percepatan penurunan stunting.

Selain itu tidak adanya ada Peraturan Bupati terkait cara menangani stunting, dan masih ada satu program yang belum dilaksanakan adalah program bapak asuh anak stunting.

"Jadi maksud dari program agar keluarga bisa mendampingi anak-anak stunting dengan memberikan biaya, memulihkan kondisi anak menjadi lebih baik terlebih khusus keluarga tidak mampu,"tutur Rettob.

Baca juga: Gelar Festival Meriahkan HUT ke-27, Pemkab Mimika Wadahi UMKM Pamerkan Produk Hasil Kerajinan Lokal

Lebih jelas, kata Rettob, penanganan stunting perlu didukung dengan perilaku hidup sehat dan kolaborasi dengan instansi sepeti Kementerian Agama, melalui gereja, masjid.

"Gereja dan masjid bisa memberikan pembinaan sebelum pernikahan terkait perilaku hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi  sehingga setelah menikah melahirkan anak-anak yang sehat," katanya.

Selain itu sasaran lain seperti sekolah menengah juga perlu disampaikan kepada siswa-siswi untuk memiliki perilaku hidup  sehat, sehingga saat mereka menikah nanti bisa melahirkan anak yang sehat.

"Jadi penanganan stunting ini bukan hanya tugas dinas kesehatan tetapi ini tugas kita bersama," tutup Rettob. (*)

 

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved