info Jayapura
Pemkot Jayapura Larang Dirikan Bangunan Permanen di Atas Pemakaman TPU Buper Waena, Ini Alasannya
Bagi masyarakat yang ingin menguburkan keluarganya dan membangun pagar atau rumah di TPU Buper, itu tidak boleh (dilarang).
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Lidya Salmah
Laporan wartawan. Tribun-Papua.com Noel Iman Untung Wenda
TRIBUN-PAPUA.COM,JAYAPURA - Masyarakat Kota Jayapura diharapkan tidak mendirikan bangunan permanen berupa rumah atau pagar di setiap atas pemakaman yang ada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Buper Waena.
Hal ini disampaikan Sekretaris TPU Buper Waena, Hasan, Sabtu, (16/12/2023).
"Ada yang datang mau pasang seng tapi kami tidak izinkan karena ini aturan dari pemerintah (Pemkot) langsung," katanya kepada Tribun-Papua.com.
Baca juga: Tanam Ribuan Pohon, Pemkot Jayapura Ingin TPU Buper Waena Jadi Kawasan Asri
Hasan mengungkapkan, alasan tidak boleh membuat bangunan karena Pemkot Jayapura ingin menjadikan loaksi TPU Buper sebagai akwasan ruang terbuka hijau.
"Jadi sekali lagi bagi masyarakat yang ingin menguburkan keluarganya dan membangun pagar atau rumah di TPU Buper, itu tidak boleh (dilarang)," tegasnya.
Saat ini diketahui di loaksi TPU Buper Waena sedang perbaikan infrastruktur, di antaranya jalan masuk ke dalam pemakaman.
"Jalan masuk kuburan muslim tahun depan dibangun. Kalau sekarang jalan masuk yang sementara ini pemakaman Kristen sudah dibangun jadi dibangun bertahap," terang Hasan.
Sementara untuk jumlah jenasah yang dikubur di pemakaman Kristen ada sekitar 300-an, dan Islam mencapai 200 lebih.
Hasan dalam kesempatan ini juga mengeluhkan lokasi pemakaman Kristen yang banyak batu karang sehingga membutuhkan beberapa alat yang lebih memadai untuk menggali.
"Batu dan tanah keras jadi kami butuh hamer, mesin genset dan kalo bisa ada lampu lagi," sebutnya.
Untuk pemakaman batu nisan, dan gali guburan dengan biaya Rp 3,5 juta per jenazah..
"Biaya tig juta lima ratus jadi kami sedikan gali kuburan, batu nisan jadi tingal bawa jenasa saja," ujarnya.
Baca juga: TPU Buper Waena Dipalang, Begini Respon Kadis PU Kota Jayapura
Selama ini ada juga untuk kuburan covid, di mana ada pihak keluarga yang ingin menggali untuk dikubur di tempat lain tetapi belum bisa.
"Orang Cina ada yang mau ambil mayat tapi belum diizinkan," kata Hasan.
Sementara untuk pekerja pemakaman saat ini ada 13 orang, terdiri dari pemakaman Kristen 6 orang dan Islam ada 7 orang.
"Ada yang lain kerja dan sampat digaji, dan yang lainnya masih kontrak. Kalau yang sudah berstatus ASN ada 2 orang," tandas Hasan. (*)
1.039 Mahasiswa Uncen Diwisuda, Rektor: Jadilah Cenderawasih Muda yang Berdampak |
![]() |
---|
Ketua Senat Uncen Ingatkan Alumni: Jangan Hanya Cari Kerja, Tapi Ciptakan Lapangan Pekerjaan |
![]() |
---|
Dosen FKM Uncen Pakai Teknologi RO Bantu Warga Keerom Atasi Kesulitan Air Bersih |
![]() |
---|
Warga Perbatasan Papua Nugini Ikuti Pelatihan Barista di Koya Kota Jayapura |
![]() |
---|
Warga Distrik Kaureh Kabupaten Jayapura Minta Bupati Yunus Wonda Perbaiki Jalan Kampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.