Sosok
Risma Sibarani, Perempuan Batak Mengabdi 37 Tahun sebagai Guru di Papua
tidak mudah bagi seorang perempuan nunjauh dari kampung halaman untuk mengabdikan dirinya mengajar sebagai guru di Papua.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Risma Sibarani layak disebut sebagai sosok perempuan inspiratif bagi khalayak luas.
Sebab, tidak mudah bagi seorang perempuan nunjauh dari kampung halaman untuk mengabdikan dirinya mengajar sebagai guru di Papua.
Perempuan berdarah Batak itu terhitung sudah 37 tahun mengabdi di dunia pendidikan.
Ia berkontribusi dalam mendidik anak sekolah dasar di Jayapura, Papua.
Risma Sibarani berasal dari Medan, Sumatera Utara.
Baca juga: Kisah Soedanto di Papua, Dokter Seribu Rupiah 48 Tahun Layani Warga Pedalaman: Masuk Keluar Hutan
Ia pertama kali merantau dan menginjakkan kaki di Jayapura pada 1985.
Berselang beberapa bulan, Risma muda diterima mengajar di SD Inpres Pasir 2, Distrik Jayapura Utara.
"Saat itu langsung saya ditempatkan di SD Inpres Pasir 2 Jayapura, dan masih sampai sekarang mengajar di situ, hingga nanti rencana pensiun, " ujarnya dalam momen hari guru kepada Tribun-Papua.com, medio 2022.
Takhabis harapan Risma untuk meningkatkan mutu pendidikan di Bumi Cenderawasih.
Sayangnya, Risma akan memasuki masa purnatugas pada Januari 2023.
Risma berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan guru.
Terlebih khusus jaminan kesejahteraan dan keselamatan bagi para guru di daerah pedalaman Papua.
"Kalau kita lihat dari dulu dengan saat ini tentunya banyak yang telah berubah, contohnya saja kalau dulu kita ke sekolah masih harus jalan kaki, tetapi sekarang kan tidak," katanya.
Risma bertutur, para siswa dan lingkungan sekolah juga telah berubah.
Misalnya, bila dulu jalanan belum diaspal dan hujan turun, maka pelajar biasanya harus membuka sepatu agar tidak becek.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.