Cerita
Mengenal Dingo, Anjing Bernyanyi yang Sakral bagi Suku Moni di Pegunungan Cartenz Papua
Papua memiliki anjing purba yang dianggap sakral. Hidunya berada di ketinnggian dsisertai cuaca ekstrem.
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Papua memiliki anjing purba yang dianggap sakral. Hidunya berada di ketinnggian dsisertai cuaca ekstrem.
Anjing purba itu disebut dengan Dingo.
Dingo merupakan Papua Singing Dog yang hidup di ketinggian di atas 3.000 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Informasi mengenai Dingo masih sangat minim.
Spesies anjing yang diyakini tidak bisa mengonggong tersebut sangat jarang ditemui, sehingga masyarakat Papua yang berada di kawasan pesisir pun tidak mengetahui keberadaan satwa tersebut.
Lain cerita bagi masyarakat adat Suku Moni yang umumnya tinggal di sekitar Pegunungan Cartensz, merupakan habitat bagi Dingo.
Baca juga: Kisah Dingo, Anjing Bernyanyi di Papua: Dianggap Sakral Suku Moni di Pegunungan Cartenz
Satu di antara sekian tokoh adat Suku Moni, Maximus Tipagau, menyebut anjing tersebut dengan sebutan Dingo dan dianggap sakral oleh sukunya.
"Iya Dingo sakral di Mepago khususnya di keluarga kami, (suku) Ugimba, Intan Jaya, benar-benar sakral, kami anggap sebagai nenek moyang," ujarnya, melansir Kompas pada Rabu (2/3/2022).
Keberadaan Dingo, menurut Maximus, hanya ada di kawasan puncak Cartensz, yaitu di Gunung Somatua, Putigapa, Balebale Kelapa, Yiginagau, Kabanagau, dan beberapa lainnya.
"Di sana dia hidup hanya dengan makanan dari alam, seperti kuskus dan sebagainya, tetapi mereka sangat bersahabat dengan alam Khususnya kami orang Moni, (marga) Tipagau, Kobogau, Senamba dan lain-lain," kata dia.
Cerita rakyat Dingo
Mitos atau cerita rakyat tentang Dingo pun masih terus dikisahkan oleh masyarakat suku Moni secara lisan kepada keturunannya.
Maximus menceritakan, bagi Suku Moni, Dingo dianggap hewan yang memiliki kekuatan mistis dan dapat mengontrol cuaca.
Yang paling ekstrim, Dingo diyakini bisa berubah menjadi manusia dan menjadi kanibal.
"Dia kalau malam hari bisa berubah jadi manusia dan siang hari jadi anjing. Dia bisa makan manusia, tetapi bukan langsung datang makan manusianya, dia kirim angin atau es dulu, baru orangnya secara alamiah dia tewas atau tertidur, baru (Dingo) dia datang makan."

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.