ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Gangguan OPM

Tujuh Polisi di Papua Tewas dalam Konflik Bersenjata Kontra OPM Setahun Terakhir

Adapun jatuhnya korban baik dari kubu OPM, sipil dan aparat dinilai sebagai bentuk kebijakan pendekatan keamanan bersenjata yang kurang tepat.

Tribun-Papua.com/Istimewa
ILUSTRASI Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (disingkat TPNPB), dikenal secara resmi di Indonesia sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), adalah kelompok pemberontak di Papua Indonesia. TPNPB adalah sayap bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Tujuh anggota Polri menjadi korban eskalasi konflik bersenjata kontra Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua, setahun terakhir.

Demikian catatan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Dalam periode Juli 2023-Juni 2024, terdapat 35 peristiwa konflik antara aparat dengan OPM.

Sebanyak 10 di antaranya melibatkan anggota Polri.

"Peristiwa konflik tersebut mengakibatkan 13 korban luka dan 46 korban tewas, tujuh di antaranya merupakan anggota kepolisian," ujar Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya dalam konferensi pers laporan Bhayangkara 2024, di Kantor Kontras, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).

Baca juga: 29 Mantan Anggota Organisasi Papua Merdeka Nyatakan Kembali dan Setia kepada NKRI

Adapun jatuhnya korban baik dari kubu OPM, sipil dan aparat dinilai sebagai bentuk kebijakan pendekatan keamanan bersenjata yang kurang tepat.

Pendekatan ini dinilai Dimas tidak menjadi solusi, atas keberulangan konflik bersenjata di Papua.

Hal itu terlihat dari anggota Polri yang terlibat konflik berasal dari Korps Brigade Mobil (Brimob) yang dikenal sebagai satuan paramiliter kepolisian.

"Kepolisian seharusnya mengedepankan proses penegakkan hukum sesuai dengan aturan yang berlaku dalam menghadapi situasi di tanah Papua dibandingkan pendekatan paramiliter bersenjata," tuturnya.

Selain itu, terlihat juga dualisme antara TNI dan Polri dalam menangani gerakan insurgensi yang terjadi di Papua.

Panglima TNI telah menetapkan nama OPM pada gerakan separatisme di Papua.

Baca juga: Pemuda Papua Tolak Klaim 1 Juli Hari Jadi OPM, Paul Ohee: Propaganda Semu

Sementara, Polri masih menggunakan terminologi lama yakni Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Fenomena ini pun terlihat semacam perebutan klaim entitas mana yang paling bertanggungjawab dalam mengatasi konflik di Papua," ucapnya.

Dimas menilai, perbedaan pendekatan antara Polri dan TNI ini justru akan membuat konflik internal baru yang menyebabkan Tanah Papua semakin karut. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kontras Sebut 7 Polisi Tewas dalam Konflik OPM di Papua Setahun Terakhir",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved