ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PT Freeport Indonesia

Estuary Structure: Upaya Freeport Mempercepat Restorasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Mimika

Program Estuary Structure merupakan komitmen Freeport Indonesia dalam restorasi lingkungan.

Tribun-Papua.com/Istimewa
PT Freeport Indonesia membangun Estuary Structure di muara Sungai Ajkwa, Kabupaten Mimika untuk menangkap sedimentasi dari tailing atau pasir sisa tambang untuk dibentuk menjadi daratan yang ditanami kembali dengan mangrove. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA - PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Pemerintah Kabupaten Mimika, kalangan akademisi dan masyarakat Kamoro berupaya mempercepat restorasi ekosistem mangrove di muara Sungai Ajkwa, Mimika melalui program "Estuary Structure".

Upaya ini dikupas tuntas dalam talkshow Festival LIKE 2 (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Terbarukan) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu. 

Program Estuary Structure merupakan komitmen Freeport Indonesia dalam restorasi lingkungan.

Dengan melibatkan masyarakat Kamoro, Pemda Mimika, hingga kalangan Akademisi dari Universitas Papua, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Institut Sains dan Teknologi Jakarta.

Baca juga: Freeport dan Pemerintah Mimika Ajak Masyarakat Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai

"Kami berupaya mempercepat restorasi ekosistem mangrove di Muara Sungai Ajkwa,” kata General Superintendent Reklamasi & Project, Environmental Division PT Freeport Indonesia Roberth Sarwom sebagai narasumber. 

Roberth mengatakan, PTFI membangun Estuary Structure di muara Sungai Ajkwa untuk menangkap sedimentasi dari tailing atau pasir sisa tambang untuk dibentuk menjadi daratan yang ditanami kembali dengan mangrove. 

PTFI berkomitmen melakukan revegetasi lahan terbentuk seluas 500 hektare per tahun. Hingga saat ini dari tahun 2005 PTFI telah menjalankan revegetasi seluas 953.59 hektare dan akan terus bertambah. 

Estuary Structure melibatkan 24 kelompok masyarakat dari Suku Kamoro yang mendiami area dataran rendah Kabupaten Mimika

Pada akhir tahun 2022 hingga 2023 PTFI mempekerjakan 300 karyawan asli Suku Kamoro. 

Roberth menjelaskan metode yang digunakan pada Estuary Structure adalah Struktur Geotab dan Struktur Bambu. 

Struktur Geotab merupakan metode dengan cara memasukan tailing atau sedimen ke dalam wadah berbahan geomembran berukuran besar. Sedimen akan terendap dan tertinggal, sementara air sisa tailing dapat mengalir keluar melalu pori-pori wadah tersebut. 

Geotube kemudian dibentangkan sepanjang garis pantai yg berfungsi untuk menangkap dan menahan sedimen membentuk daratan stabil," kata Roberth. 

Sedangkan Struktur Bambu merupakan metode menangkap dan menahan sedimen menggunakan bambu yang disusun membentuk huruf E atau T sehingga sering di sebut dengan E-Groin atau T-Groin.

Bambu ditanam 200 cm ke dalam tanah dengan formasi berjejer seperti dua lapis deretan pagar. Di antara dua lapis tersebut diisi ranting pohon (debris) guna menahan endapan tailing. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved