Nasional
Partai Nasdem Tegaskan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Apa Apa?
Jauh lebih penting jika pemikiran-pemikiran Nasdem diterima oleh pemerintahan ke depan daripada masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
TRIBUN-PAPUA.COM - Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyatakan partainya tidak masuk dalam kabinet yang akan dipimpin Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Walakin, Partai NasDem tetap mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Keputusan untuk tidak masuk kabinet Prabowo telah dipertimbangkan secara matang oleh Nasdem.
"Atas dasar pertimbangan banyak hal, kami memutuskan untuk tidak masuk dalam kabinet," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Hermawi Taslim, Minggu (13/10/2024).
Hanya, Taslim enggan mengungkapkan apa pertimbangan dimaksud.
Ia menyebut jauh lebih penting jika pemikiran-pemikiran Nasdem diterima oleh pemerintahan ke depan daripada partainya masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
"Pikiran-pikiran kami kalau diterima itu jauh lebih penting daripada kami masuk dalam kabinet, pikiran-pikiran kami, kontribusi kami terhadap berbagai hal itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kami masuk," ucapnya.
Baca juga: BEREDAR Daftar 46 Kementerian Kabinet Prabowo dan 13 Komisi di DPR: Lihat Selengkapnya
Meski tak masuk kabinet, lanjut Hermawi, Nasdem tetap akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Kami bagian tak terpisahkan dari pemerintahan ini (pemerintahan Prabowo)," tuturnya.
Hermawi mengungkapkan, Prabowo sebenarnya pernah bertanya kepada Surya Paloh terkait alasan tidak kunjung memasukkan nama kadernya sebagai calon menteri.

Namun, Nasdem tidak menanggapi hal tersebut.
"Bukan menolak dan diminta (untuk masuk kabinet Prabowo), Pak Prabowo pernah bilang 'Nasdem kokbelum kasih masuk nama'. Kami diam saja. Jadi, bukan soal menolak atau menerima, tetapi sikap Nasdem adalah memberi kontribusi lain selain menempatkan orang di kabinet," kata Hermawi.
Dukungan Nasdem untuk Prabowo-Gibran setidaknya sudah dua kali disampaikan Surya Paloh kepada Prabowo.
Pertama, saat Surya menemui Prabowo di kediamannya, di Jakarta, 25 April lalu.
Kemudian saat Surya Paloh kembali menemui Prabowo Subianto, di kediamannya, di Jakarta, pertengahan Agustus lalu.
Dukungan disampaikan sekaligus keputusan menarik dukungan Nasdem untuk mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju di Pilkada Jakarta.
Menurut Surya, saat itu, proses kehidupan kebangsaan terus bergerak secara dinamis.
Persatuan dibutuhkan untuk mewujudkan harapan-harapan masyarakat di seluruh Indonesia.
Keangkuhan dan ketidakpahaman pentingnya kebersamaan tidak boleh menghalangi proses kebangsaan.
Baca juga: Jokowi dan Surya Paloh Saling Sindir Jelang Pilkada, Ada Apa?
”Maka, di balik itu semuanya tentu kami harapkan tumbuhnya rasa optimisme dari semua komponen dan elemen masyarakat kita."
"(Terciptanya) suasana yang lebih sejuk, suasana yang lebih optimis ini akan lebih memudahkan pemerintahan Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk menampung, men-delivery program-program,” katanya.
Kabinet Prabowo
Beberapa pekan terakhir, Prabowo bersama orang-orang dekatnya tengah menyusun nomenklatur kementerian berikut menyeleksi figur-figur yang cocok memimpin setiap kementerian.

Proses seleksi dikabarkan bakal selesai dalam waktu dekat sehingga Prabowo bisa mengumumkannya tak lama setelah dilantik pada 20 Oktober.
Figur para menteri itu disebut banyak yang berasal dari kalangan profesional, tetapi ada pula yang berasal dari partai politik (parpol) pengusung Prabowo-Gibran Rakabuming Raka di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Antaralain parpol yang dipimpin Prabowo, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat.
Selain itu, sejumlah parpol yang bergabung setelah pilpres, seperti Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera. (*)
Berita ini dioptimasi dari Kompas.id, silakan kunjungi dan berlangganan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.