Kantor Media Jubi Dilempari Bom Molotov
Komnas HAM Papua Sebut 17 CCTV Bukti Kuat Polisi Ungkap Pelaku Bom Molotov di Kantor Media Jubi
pecahan kaca, bau BBM jenis premium, dan keterangan warga sangat menolong polisi untuk mengungkap siapa pelakunya.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Lucky menjelaskan, teror terhadap jurnalis sekaligus CEO media Jubi, Victor Mambor sendiri adalah yang ketiga kali.
Pertama, upaya pembakaran mobil milik Victor Mambor, kedua upaya bom rumah milik Victor, dan yang ketiga teror bom molotov di kantornya.
Ireuw mendesak kepolisian bekerja profesiaonal dengan harapan segera mengungkap pelaku teror.
Sebab, kebebasan pers di Papua adalah taruhannya.
"Kami akan lakukan pendampingan agar proses hukumnya berjalan," tegasnya.
Kecaman yang sama juga dilontarkan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Papua-Maluku.
Koordinator Wilayah IJTI Papua-Maluku, Chanry Suripatty, menyatakan insiden ini merupakan preseden buruk bagi kebebasan pers di Tanah Papua.

"Serangan terhadap media seperti Jubi tidak bisa dipandang remeh. Ini bukan hanya ancaman fisik, tetapi juga serangan langsung terhadap kebebasan pers dan demokrasi di Papua," ujar Chanry dalam siaran pers diterima Tribun-Papua.com.
IJTI mendesak aparat kepolisian agar segera mengungkap pelaku dan motif di balik serangan teror ini.
Selain itu, Chanry juga mengimbau seluruh jurnalis di Papua untuk waspada terhadap teror serupa.
"Kami menuntut aparat bertindak cepat dan tegas. Pelaku harus segera ditangkap dan motifnya diungkap secara transparan kepada publik," tambah Chanry.
Menurutnya, aksi teror ini bisa jadi bagian dari upaya membungkam suara-suara kritis yang kerap disuarakan oleh media, khususnya di Tanah Papua. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.