ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kelangkaan BBM di Papua

BBM di Jayapura Langka, Pengendara Menjerit: 'Kami Rugi karena Takbisa Bekerja'

Nathan berharap fenomena ini harusnya menjadi pehatian khusus pemerintah serta pihak Pertamina.

Tribun-Papua.com/Marselinus Labu Lela
MENGANTRE - Antrean panjang sejumlah truk terjadi di SPBU APO di jalan Dr Sam Ratulangi Kota Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (7/11/2024). Kelangkan BBM terjadi di Ibu Kota Papua. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Antrean bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi pada sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Kota Jayapura, Papua, Kamis (7/11/1014).

Sejumlah truk mengular sembari menunggu giliran untuk mengisi solar di SPBU APO, di Jalan Dr Sam Ratulangi Kota Jayapura.

Satu di antara sopir truk, Nathan, mengaku rela antre sejak dini hari hanya untuk mendapatkan solar.

Menurut Nathan, antrean pengisian BBM terjadi beberapa hari belakangan ini.

"Memang hari ini mulai kurang. Kemarin saya antre sejak pukul 10.00 sampai 18.00 WIT, baru bisa isi solar," ungkapnya kepada Tribun-Papua.com.

Baca juga: Kelangkan BBM Melanda Ibu Kota Papua, Aktivitas Sopir Truk Lintas Jayapura-Senggi Tertunda

Antrean truk menjalar hingga di depan Kantor Gubernur Papua diu kawasan DOK II.

Panjang antrean truk hampir 1 kilometer.

"Kalau bulan-bulan sebelumnya tidak pernah seperti ini. Bisa saja ada proyek sudah mulai dikerjakan sehinga BBM langka," ungkapnya.

Nathan berharap fenomena ini harusnya menjadi pehatian khusus pemerintah serta pihak Pertamina.

"Saya harap antrean ini tidak terjadi lagi. Kami rugi karena tidak bisa bekerja dan tidak ada pemasukan," pungkasnya.

ANTRE BBM - Ratusan truk mengantre pengisian BBM solar di depan SPBU Hawai, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (9/11/2022).
ANTRE BBM - Ratusan truk mengantre pengisian BBM solar di depan SPBU Hawai, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (9/11/2022). (Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita)

Kelangkan BBM melanda Papua

Nasib yang sama juga dialami Suja (41, sopir truk lintas Jayapura - Senggi di Kabupaten Keerom.

Suja (41), mengaku telah mengantre sejak pukul 07. 00 WIT di SPBU APO.

"Saya mulai mngantre di depan Kantor Gubernur Papua. Sampai siang ini belum masuk SPBU juga," ungkapnya kepada Tribun-Papua.com.

Suja sendiri bermaksud mengisi Solar untuk truk yang dikendarainya. 

Menurutnya, kelangkaan BBM sangat berdampak pada aktivitasnya sehari-hari.

Sejatinya, Suja harus berangkat menuju Senggi pada pukul 06.00 WIT.

"Tapi karena antrean panjang hari ini, terpaksa besok baru saya bisa kerja," ungkapnya, kecewa.

Suja mengaku tidak begitu tahu penyebab kelangkaan BBM pada sejumlah SPBU di Kota Jayapura.

Menurutnya, situasi ini sudah berlangsung selama dua hari belakangan.

Suja biasanya membutuhkan BBM Solar sebanyak 70 liter untuk perjalanan Jayapura-Senggi, pulang-pergi.

Puluhan liter Solar yang dibeli dengan uang Rp 500 ribu sudah memenuhi tangki truknya.

"Itupun belum cukup, jadi biasa saya tambah 40 liter di jerigen sebagai cadangan," ungkapnya.

Pantauan Tribun-Papua.com di SPBU APO Kota Jayapura pukul 11:15 WIT, truk mengantre panjang mulai lampu merah Dok II.

Antrean itu didominasi oleh truk dan sejumlah angkutan kota. 

Hasil razia di beberapa SPBU Kota Jayapura yang dilakukan Polda Papua, untuk merespin keluhan masyarakat soal penumpukan kendaraan di area SPBU, Selasa (10/09/2024).
Hasil razia di beberapa SPBU Kota Jayapura yang dilakukan Polda Papua, untuk merespin keluhan masyarakat soal penumpukan kendaraan di area SPBU, Selasa (10/09/2024). (istimewa)

Ada Penimbun BBM beraksi

Sementara itu, praktik penimbunan Solar oleh oknum pembajak subsidi di Kota Jayapura semakin tericum.

Ini setelah pihak Pertamina melaporkan adanya dugaan penimbunan BBM menggunakan truk dan minibus kepada Polda Papua, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku juga memblokir 1.967 nomor polisi kendaraan yang terindikasi menyalahgunakan BBM subsidi.

Pihak Pertamina menemukan adanya barcode ganda yang disalahgunakan oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan pribadi dari BBM bersubsidi.

Pada Selasa (10/9/2024) pagi, polisi menemukan adanya dua kendaraan dengan tangki rakitan di SPBU Nagoya Kota Jayapura.

Kendaran itu diduga digunakan untuk pengisian ulang BBM Biosolar dengan barcode ganda.

Razia dipimpin oleh Ps Panit 2 Direktorat Reskrimsus Polda Papua Ipda Dito Ashari Ilmuwanto, didampingi Ps Panit 3 Ipda Thomas Melkisedek Koimera. 

Polisi juga menyasar beberapa SPBU di Jayapura, di mana biasanya antrean truk panjang hingga mengganggu arus lalu lintas.

Kasubdit IV Tipidter Dit Reskrimsus Polda Papua Kompol Agus Pompos mengungkapkan, truk mengantre bertangki rakitan dalam kondisi kosong.

Truk itu disinyalir akan melakukan penimbunan BBM bersubsidi.

Lalu, polisi menyita satu unit truk Mitsubishi Canter warna kuning nopol PA 8864 AL dengan tangki rakitan 1.000 liter, serta mesin sedot solar dan plat nomor ganda.

Mereka juga menahan satu unit mobil Mitsubishi Ragsa warna hitam dengan nopol PA 9992 AD berisi drum rakitan 1.200 liter, mesin sedot solar dan plat nomor ganda. 

"Terhadap sopir truk serta melakukan koordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas untuk penindakan terhadap kendaraan yang tidak sesuai standar,” ungkap Agus Pompos.

Dalam razia, pihaknya memberikan sanksi berupa surat tilang kepada supir truk sebagai efek jera.

"Barang bukti yang diamankan mencakup kendaraan, tangki rakitan, mesin pompa minyak dan berbagai peralatan terkait," ungkapnya.

Barkode dimanipulasi, Pertamina bertindak

Pertamina Patra Niaga telah memblokir 1.967 nomor polisi kendaraan konsumen Biosolar yang terdeteksi melakukan kecurangan.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun, saat memantau salah satu SPBU di Kota Jayapura. Kata Edi, Pertamina melarang keras konsumen menjual kembali BBM subsidi.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun, saat memantau salah satu SPBU di Kota Jayapura. Kata Edi, Pertamina melarang keras konsumen menjual kembali BBM subsidi. (istimewa)

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun menyebut pemblokiran ribuan barkode BBM karena adanya ketidaksesuaian data nomor polisi pada kendaraan dengan data yang ada di Korps Lalu Lintas Kepolisian.

Baca juga: Antrean Panjang di Sejumlah SPBU Membuat Kecewa Warga Papua

Mayoritas nomor polisi konsumen Biosolar diblokir karena memanipulasi dan penyalahgunaan data, termasuk penyalahgunaan QR Code serta modifikasi kendaraan.

Menurutnya, para oknum menggunakan modus modifikasi tangki truk untuk menimbun BBM, lalu Biosolar dijual kembali dengan harga di atas yang telah ditetapkan pemerintah.

“Apresiasi kami kepada pihak Polri dan TNI yang sudah bahu-membahu mengungkap kasus demi kasus penyelewengan BBM subsidi ini. Harapannya kami bisa bersama-sama segera menindak ke wilayah lainnya yang dikeluhkan masyarakat,” ujarnya.

Edi memastikan pihaknya akan terus bersinergi dengan pihak berwajib untuk mengawasi jalannya penyaluran BBM subsidi di wilayah Papua Maluku.

Harapannya, subsidi BBM tepat sasaran, serta tidak dimanfaatkan para oknum untuk keuntungan pribadi. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved