Tribun Militer
Warga Mengungsi, PMKRI Minta Panglima TNI Tarik Militer dari Kabupaten Pegunungan Bintang Papua
Pendekatan militer tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, tetapi malah berpotensi memperburuk keadaan.
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun Papua Yulianus Magai
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura, Yasman Yeleget mendesak agar Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghentikan pengiriman militer ke Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
"Kami mendesak Panglima TNI segera menarik pasukan yang telah dikerahkan di wilayah Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, serta menghentikan segala tindakan yang merugikan masyarakat setempat."
"Langkah ini penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan warga sipil yang saat ini sedang dilanda trauma mendalam," ujar Yasman kepada Tribun-Papua.com, Jumat (20/12/2024).
Baca juga: Militer Masuk, 3.318 Warga Pegunungan Bintang Papua Dilaporkan Mengungsi ke Hutan
Yasman mengungkapkan konflik bersenjata antara TNI-Polri kontra TPN-OPM di Kabupaten Pegunungan Bintang telah memicu dampak serius bagi masyarakat setempat.
"Konflik ini menyebabkan terjadinya pengungsian besar-besaran dengan total pengungsi mencapai 401 orang. Peristiwa tersebut bermula sejak 4 Desember 2024 dan hingga kini masih berlangsung," ungkapnya.
Menurut Yasman, pengerahan militer di wilayah itu, yang disebut-sebut dilakukan dengan alasan pengamanan suasana Natal, malah memperburuk situasi.
Konflik bersenjata yang terjadi di Distrik Oksop telah mengganggu ketenangan masyarakat.
Banyak warga yang terpaksa meninggalkan rumah dan desa mereka demi menyelamatkan diri dari situasi yang tidak kondusif.
"Pengerahan militer ini tidak hanya memicu konflik, tetapi juga memperdalam luka dan trauma masyarakat."
"Mereka kini hidup dalam ketakutan, kehilangan rasa aman, dan bahkan tidak dapat merasakan kebahagiaan Natal seperti yang seharusnya. Suasana Natal seharusnya menjadi momen damai dan penuh kebahagiaan, bukan diliputi suara tembakan senjata," ujar Yasman.
Dia menegaskan, masyarakat membutuhkan ketenangan untuk menjalankan ibadah dan merayakan Natal dengan damai.
Namun, situasi saat ini justru mempersulit mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
"Penarikan pasukan harus segera dilakukan demi menghindari semakin banyaknya korban jiwa, pengungsian, dan trauma mendalam yang dirasakan masyarakat. Sudah saatnya masyarakat diberikan ruang untuk hidup dengan aman dan damai," tambahnya.
Baca juga: Costan Oktemka dan Bakweng Berjuang di Pilkada Pegunungan Bintang
Yasman menyerukan agar pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan untuk mencari solusi damai atas konflik yang terjadi.
Menurutnya, pendekatan militer tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, tetapi malah berpotensi memperburuk keadaan.
"Pendekatan yang manusiawi dan dialogis sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan ini. Kita semua menginginkan Papua yang damai, aman, dan sejahtera, bukan wilayah yang terus-menerus dihantui konflik bersenjata," jelasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/GUNGSI-Tampak-warga-Distrik-Oksob.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.