ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Setahun Mengenang Kepergian Lukas Enembe

Mengenang Setahun Kepergian Lukas Enembe: Legasi Kontroversial Seorang Gubernur Papua

Gubernur Papua yang kontroversial ini meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit. 

|
Editor: Lidya Salmah
Istimewa
Alm Lukas Enembe. 

Ia sebelumnya menjabat sebagai Bupati Puncak Jaya antara tahun 2007 hingga 2012, dan Wakil Bupati kabupaten yang sama dari tahun 2001 hingga 2006.

Pada September 2017, Enembe dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus korupsi.

Para pendukung Enembe memprotes di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), mengklaim bahwa masalah ini dipolitisasi karena Pilgup 2018 di Papua.

KPK kemudian menetapkan Enembe sebagai saksi dalam kasus korupsi yang melibatkan penyelewengan dana beasiswa di Papua, dan Enembe bertemu langsung dengan KPK untuk mengklarifikasi laporan kekayaannya.

Ditetapkan sebagai tersangka pada 5 September 2022

Enembe ditangkap oleh KPK pada 10 Januari 2023. 

Beberapa pendukung Enembe melakukan penyerangan terhadap Mako Brimob dengan panah dan batu setelah Enembe ditangkap.

Setelah ditangkap, Enembe langsung dibawa ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut.

Kehidupan pribadi dan awal karir

Lukas Enembe lahir dengan nama Lomato Enembe pada 27 Juli 1967 di Kampung Mamit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara, dari ayah Tagolenggawak Enembe dan Ibu Deyaknobukwe Enumbi.
 
Dia menghabiskan masa kecilnya di Tolikara hingga lulus tahun 1980 dari SD YPPGI Mamit.

Ketika di SD itu, Lomato mulai dipanggil dengan nama Lukas oleh teman dan gurunya.

Keluarga Enembe merupakan orang Lani yaitu suku yang mendiami Pegunungan Papua.

Baca juga: BREAKING NEWS: Lukas Enembe Dikabarkan Meninggal Dunia, Presiden GIDI Minta Rakyat Papua Tenang

Setelah menamatkan pendidikan SD, Lukas direncanakan SMP di Mulia Kabupaten Puncak Jaya, yaitu tempat ibunya berasal sehingga ada yang menemani dia hingga lulus SMP.

Namun Lukas tidak menemukan keluarga ibunya sehingga dia pindah ke Sentani Jayapura.

Ia melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Sentani dari tahun 1980 hingga 1983.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved