Info Papua Tengah
1.000 Lilin Dinyalakan, Suara Hati Pelajar dan Mahasiswa Se-Tanah Papua untuk Perdamaian
Aksi diawali dengan diskusi terbuka mengenai akar permasalahan konflik di Papua, terutama terkait dengan pengungsian massal akibat kekerasan.
Penulis: Amatus Hubby | Editor: Lidya Salmah
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Amatus Huby
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA- Dalam suasana menyambut tahun baru 2025, ratusan pelajar dan mahasiswa di Nabire, Papua Tengah, menggelar aksi damai dengan menyalakan 1.000 lilin.
Aksi yang berlangsung pada Selasa (31/12/2024) ini bertujuan untuk menyuarakan keprihatinan atas konflik yang berkepanjangan di berbagai wilayah Papua dan mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan.
Aksi diawali dengan diskusi terbuka mengenai akar permasalahan konflik di Papua, terutama terkait dengan pengungsian massal akibat kekerasan.
Setelahnya, para peserta bersama-sama menyalakan lilin sebagai simbol harapan akan perdamaian dan keadilan.
Baca juga: 1.112 Kasus Konvensional Berhasil Dituntaskan Polda Papua Sepanjang 2024, Curanmor Jadi Sorotan
Dije Jangkup, salah satu koordinator aksi, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat Papua yang terdampak konflik.
"Kami ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa masyarakat Papua menginginkan kedamaian. Aksi ini adalah bentuk protes kami terhadap kekerasan yang terus terjadi," ujarnya.
"Pengungsian yang diakibatkan oleh militer kepada rakyat diberbagai wilayah Papua, seperti pegunungan Bintang (Oskop), Intan Jaya, Puncak Jaya, dan lainnya,"ungkapnya.
Koordinator aksi yaitu Dije Jangkup menyampaikan bahwa makna pemasangan 1.000 lilin ini ialah bentuk kepedulian terhadap para pengungsi yg tidak merasakan suasana natal yang damai.
"Pengungsian yang diakibatkan oleh militer kepada rakyat diberbagai wilayah Papua, seperti pegunungan Bintang (Oskop), Intan Jaya, Puncak Jaya, dan lainnya,"ujarnya.
Baca juga: Ancaman KKB Masih Menghantui Bumi Papua, Kapolda Sebut 37 Anggota TNI-Polri Gugur Sepanjang 2024
Koordinator aksi yaitu Dije Jangkup menyampaikan bahwa makna pemasangan 1.000 lilin ini ialah bentuk kepedulian terhadap para pengungsi yg tidak merasakan suasana Natal yang damai.
"Pengungsian yang diakibatkan oleh militer kepada rakyat diberbagai wilayah Papua, seperti pegunungan Bintang (Oskop), Intan Jaya, Puncak Jaya, dan lainnya,"ujarnya.
Dalam aksi ini, mahasiswa juga menyampaikan pernyataan sikap untuk menangapi situasi yang terjadi di Papua.
Baca juga: Media Jadi Mitra Strategis Polri dalam Amankan Papua, Ini Harapan Kapolda Patrige
Berikut 11 tuntutan dalam pernyataan sikap:
1. Pemerintah segera bentuk Tim dan menangapi secara serius,para pengungsi yang masih mengungsi di wilayah konflik, seperti Ndugamama,Intan Jayapura, Yahukimo,Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Maybrat, Tembagapura, Paniai, Puncak Papua dan tarik Militer organik dan non-organik di seluruh tanah Papua.
Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa OAP dari Pemkab Mimika Harus Transparan |
![]() |
---|
Puncak Jaya Borong Juara di Kejurnas Motoprix, Diben Harap Support Pemda |
![]() |
---|
Jabat Ketua Panitia, Yoel Murib Ajak Kader Kolaborasi Basngun Aula Sinode KINGMI Center Papua Tengah |
![]() |
---|
Panitia Pembangunan Aula Sinode KINGMI Center di Papua Tengah Dilantik |
![]() |
---|
Perlu Ada Pesawat Boeing dari Nabire ke Mimika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.