KKB Papua
Jaringan Damai Papua Sambut Juha Christensen, Aktivis Asal Finlandia Ingin Jadi Mediator Konflik
Juha Christensen pernah tertibat dalam menyelesaikan konflik antara pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005.
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Keinginan aktivis revolusi konflik internasional asal Finlandia, Juha Christensen, memediasi penyelesaian konflik di Papua, mendapat sambutan hangat dari tokoh masyarakat setempat.
Sambutan baik bagi akti is perdamaian asal Findlandia tersebut disampaikan Jaringan Damai Papua (JDP).
Juha Christensen pernah tertibat dalam menyelesaikan konflik antara pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 dengan lahirnya perjanjian Helsinki.
“Terpenting menurut kami dari JDP, adanya komitmen yang kuat pada pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk segera mendorong penyelesaian konflik sosial politik di Papua,” kata Juru Bicara JDP, Yan Christian Warinussy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (24/1/2025).
Menurut Yan, konflik sosial politik yang berisiko menjadi kasus kejahatan terhadap kemanusiaan harus segera dibawa ke dalam dialog damai.
“Saya percaya, penyelesaian Konflik bersenjata yang terus masif terjadi di tanah Papua hanya bisa dicapai melalui damai semata,” ujarnya. Dia menyampaikan, keterlibatan tenaga ahli dalam konteks resolusi konflik seperti Juha Christensen sangat tepat.
Mengapa dialog Jakarta-Papua penting?
Dialog Jakarta-Papua pertama kali diperkenalkan oleh Pastor Neles Tebay, Pr, (alm) seorang rohaniawan Katolik dan aktivis bersama Ketua Tim Kajian Papua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang sekarang bernama Badan Riset Nasional atau BRIN alm. Muridan S Widjojo.
Dalam buku Neles Tebay “Dialog Jakarta-Papua Sebuah Perspektif Papua" yang diterbitkan tahun 2009 menyebut beberapa pokok, terkait dialog Jakarta-Papua dalam menyelesaikan konflik di Papua.
Neles Tebay menyebutkan bahwa pentingnya dialog Jakarta-Papua guna menyelesaikan konflik Papua secara damai, memperlihatkan adanya kemauan untuk berdialog dari kedua belah pihak yang bertikai.
Baca juga: Aktivis Finlandia Ini Ingin Jadi Mediator Dialog Konflik Papua, OPM Ancam Tembak Juha Christensen
“Mengangkat pentingnya peryataan publik orang Papua bahwa isu kemerdekaan Papua tidak akan dibahas dalam dialog dan menekankan pentingnya pemerintah Indonesia memperlihatkan keseriusannya untuk berdialog dengan orang Papua,” jelasnya dikutip Kompas.com melalui website perpustakaanelsam.or.id, Kamis (24/1/2025).
Neles menjelaskan pentingnya mengangkat kerangka acuan dialog, memaparkan prinsip-prinsip dasar, menguraikan tujuan dialog.
Kemudian, menekankan pentingnya partisipasi masyarakat Papua dan menawarkan target-target yang data dicapai melalui dialog Jakarta-Papua.

Mediator konflik Papua
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Imigrasi, dan Permasyarakatan RI, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, aktivis perdamaian asal Finlandia, Juha Christensen, menawarkan bantuan untuk menyelesaikan konflik di Papua.
Menurut Yusril, Juha menawarkan diri sebagai mediator dialog antara pemerintah Indonesia dengan kelompok-kelompok di Papua, juga kelompok pendukung kemerdekaan Papua di luar Indonesia.
“Sejauh in, pemerintah berpendapat belum memerlukan adanya mediator untuk memfasilitasi perundingan damai dalam menyelesaikan masalah di Papua, sebagaimana dilakukan pada masa Pemerintahan Presiden SBY,” katanya dalam pertemuan dengan delegasi pemerintah Kerjaan Inggris melalui keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).
Yusril menjelaskan, kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua selama ini diselesaikan melalui mekanisme pengadilan umum.
Dia menambahkan, Pemerintahan Prabowo akan lebih mengedepankan hukum dan HAM dalam menyelesaikan setiap permasalahan di Papua.
“Pemerintah menjamin bahwa penegakan hukum dan keamanan yang dilakukan di Papua bersifat terukur untuk mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM yang berat,” ujarnya.
Siapa Juha Christensen?
Juha Christensen adalah aktivis perdamaian asal Finlandia.
Mnurut Yusril, Juha pernah terlibat dalam proses perdamaian di Aceh.
Juha mengatakan, proses perdamaian Aceh lewat penandatanganan MoU Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM pada 2005 banyak dijadikan contoh di negara-negara lain.
"Kita sudah buktikan di Aceh bahwa melalui proses dialog, di mana ada pihak ketiga yang independen, itu bisa menyelesaikan konflik yang lebih dari 30 tahun," kata Juha, di Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2019.
Ketika itu, Juha mengaku tidak terlalu memahami kondisi konflik di Papua karena memang tidak menangani konflik tersebut sebagaimana yang terjadi di Aceh, tetapi kunci menyelesaikan konflik adalah melalui dialog.
"Tentu ada tugas TNI, tugas Polri. Tetapi, kalau untuk konflik-konflik itu kan harus ada dialog. Apakah masalah internal domestik, atau ada masalah lebih besar, perang. Itu yang kami promosikan, dialog," ujar Juha.
Juha juga disebut-sebut menjadi mediator dari pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens, yang disandera sejak 7 Februari 2023 yang lalu.
Baca juga: TNI Dukung Pemberian Amnesti untuk KKB Papua, Kebijakan Prabowo yang Dieksekusi Yusril
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, dalam keterangannya menyebut Juha Christensen ikut memainkan perannya bersama Pemerintah Indonesia sebagai negosiator pembebasan pilot Susi Air.
"Dalam hal itu, kami dari Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB juga memberikan penjelasan sedikit kepada seluruh pejuang Papua Merdeka dari aktivis sipil, militer, diplomat, dan seluruh pimpinan politik Papua Merdeka bahwa Juha Christensen adalah aktor di balik redanya situasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) karena ikut terlibat bersama Pemerintah Indonesia dalam memainkan perannya menjadi fasilitator sejak tahun 2005 dalam konflik GAM dan Pemerintah Indonesia hingga terjadinya perdamaian," kata Sebby, dikutip dari Tribunnews.com.
Sebby juga mengingatkan Juha Christensen untuk tidak memasuki wilayah Papua.
"Karena anda akan menjadi target pasukan TPNPB di 36 Kodap se-tanah Papua," ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM di Papua, Frits Ramandey, mengonfirmasi keterlibatan Juha Christensen dalam proses pembebasan Philip. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.