ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Gelombang Tinggi di Perairan Utara Papua, Nelayan dan Pengusaha Kapal Diimbau Waspada

Nelayan dan pelaku usaha pelayaran kapal di wilayah Papua perlu waspada mengingat risiko ancaman keselamatan yang cukup tinggi.

tribunnews.com
ILUSTRASIO GELOMBANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 3 meter di wilayah perairan utara Papua, Selasa (4/2/2025). BMKG mengimbau para nelayan agar waspada. 

Pada Sabtu (1/2/2025), speedboat yang mengangkut sembilan penumpang dilaporkan tenggelam di Muara Ruwai, Kampung Rapamerei, Distrik Sawai, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua.

Speedboat tersebut mengalami mati mesin kemudian dihantam gelombang tinggi di muara.

Pada hari kejadian, lima orang dievakuasi dalam kondisi selamat. Adapun seorang penumpang dievakuasi dalam keadaan meninggal. Sementara itu, tiga penumpang lainnya dilaporkan hilang.

Pada Senin siang, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jayapura Marinus Ohoirat menyampaikan, pencarian hari ketiga masih terus berlangsung.

Pencarian dilakukan Pos SAR Serui bersama tim gabungan lain dari TNI-Polri serta nelayan.

”Pencarian (tiga korban) masih berlangsung. Namun, kami memiliki kendala koordinasi dengan tim di lapangan karena sinyal yang sulit di daerah tersebut,” ucap Marinus.

Baca juga: WASPADA! Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Mimika

Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, Pitoyo Handaru Sasongko, mengatakan, kondisi cuaca ekstrem di perairan utara Papua saat ini juga berdampak di wilayah pesisir.

Gelombang tinggi akan mengancam pesisir, seperti perairan wilayah cekungan, termasuk di muara-muara sungai. 

Insiden perahu tenggelam di Mamberamo Raya, misalnya, terjadi di wilayah pertemuan muara sungai dan laut dengan gelombang yang sedang tinggi saat ini.

”Arus dan gelombang di wilayah muara itu selalu deras dan tinggi. Ditambah lagi situasi perairan Papua yang sedang ekstrem semakin memperburuk situasi di sana. Ini yang perlu menjadi kewaspadaan,” ujar Pitoyo. (*)

Berita ini dioptimasi dari Kompas.id, silakan klik lalu berlangganan.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved