ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terikini

BEM Uncen Bantah Marinus Yaung soal Pendidikan dan OPM: Diskriminatif bahkan Jarang Isi Mata Kuliah

Marinus Mesak Yaung mengatakan "pendidikan harus tetap netral demi masa depan generasi muda Papua, bukan sebagai ajang mobilisasi kepentingan OPM."

Tribun-Papua.com/Istimewa
POLITIK - BEM FISIP dan Mahasiswa Fakultas HI membantah Stagmen Akademisi Uncen Marinus Mesak Yaung, di Kota Jayapura, Papua pada Selasa (11/03/2025) pagi. 

Laporan wartawan Tribun-Papua.com, Amatus Huby

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bersama mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Cenderawasih membantah pernyataan seorang akademisi Uncen,  Marinus Mesak Yaung, yang dianggap dianggap diskriminatif terhadap mahasiswa dan pelajar di Papua.

Hal ini terkait penolakan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dilakukan oleh pelajar Papua.

Sebelumnya, Marinus Mesak Yaung mengatakan "pendidikan harus tetap netral demi masa depan generasi muda Papua, bukan sebagai ajang mobilisasi kepentingan OPM." 

"Bpak Marinus Mesak Yaung sebagai seorang akademisi, kami menilai terkesan terlalu diskriminatif dan amoral, oleh sebab itu kami tahu bahwa bapak seorang akademisi seharusnya berpikir harus netral. Seharusnya beliau bisa menimbang dari dua sisi lalu keluarkan pernyataan," Kata Ketua Bem FISIP Manu Yohame di Kota Jayapura, Selasa (11/03/2025) pagi.

Mahasiswa HI FISIP tidak menerima perkataan bapak Yaung ini.

Sebab, mereka merasa bagian dari pada korban pendidikan ulah apatisme Yaung.

Baca juga: Pendidikan Gratis Layak Diterapkan di Provinsi Papua Tengah

Menurut Manu, Marinus Yaung yang mengaku akademisi dalam berbagai status facebooknya sangat jarang memberikan mata kuliah, bahkan memblokir nomor WhatsApp mahasiswanya.

"Maka dari itu, kami membantah dan membenarkan bahwa kami mahasiswa UNCEN-FISIP dan juga mahasiswa pada jurusan hubungan internasional, tidak menerima perkataan bapak. Karena kami juga bagian korban pendidikan ulah dari pada apatisme bapak Marinus Yaung," ujarnya.

"Apa yang bapak sampaikan tentang pendidikan harus netral saja, bapak tidak pernah kasih materi mata kuliahnya dengan baik, tetapi justru bapak memblokir nomor WhatsApp mahasiswa dan sebagainya."

Dosen Hubungan Internasional Universitas Cenderawasih, Marinus Yaung menilai ULMWP sudah kalah di basis politiknya. Kata Marinus, KTT MSG di Vanuatu tahun ini, sebenarnya harapan terbesar ULMWP untuk mendapat status keanggotaan penuh di forum MSG.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Cenderawasih, Marinus Yaung menilai ULMWP sudah kalah di basis politiknya. Kata Marinus, KTT MSG di Vanuatu tahun ini, sebenarnya harapan terbesar ULMWP untuk mendapat status keanggotaan penuh di forum MSG. (Kolase Tribun-Papua.com)

Untuk itu, BEM FISIP Uncen menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:

1. Bapak akademisi Marius Mesak Yaung segara bertanggung jawab atas pernyataan senonoh yang di kasih keluar di beberapa media sosial terkait status pendidikan pelajar dan mahasiswa yang berhubung dengan kelompok separatis itu tidak benar.

2. Pelajar dan mahasiswa di Papua tidak membutuhkan makanan gratis tapi mereka butuh pendidikan yang gratis, demokratis dan kritis demi memajuhkan sebuah bangsa.

3. Bapak Marius Yaung juga menyampaikan bahwa pendidikan harus berjalan netral, tapi bapak sendiri saja sebagai tenaga pengajar di UNCEN saja kerja tidak becus.

4. Bapak akademisi Marinus Mesak Yaung stop jadikan status akademisi sebagai ajang cari popularitas

5. Kami mendesak bapak Yaung jelaskan dan menunjukan kerja sama antar mahasiswa dan kelompok separatis jika punya data.

6. Kami juga menilai bapak apatis terhadap proses perkuliahan namun bapak bicara tentang pendidikan seakan bapak punya kontribusi besar. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved