ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Opini

Semua Memilih Diam Saat Rakyat Dipaksa Membeli BBM Mahal Tanpa Solusi

Fenomena serupa sudah terjadi sejak 2005, saat saya baru lulus SMA. Lalu, mengapa masalah ini masih berlanjut meski ada empat SPBU di Wamena?

HO Tribunnews
ANTRE BBM - Salah satu SPBU di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. 

Selain itu, ada pembatasan kuota pengisian yang diterapkan oleh SPBU. Setiap kendaraan roda empat hanya diperbolehkan mengisi maksimal 20 liter per hari, sementara kendaraan roda dua juga harus antri.

Kuota harian BBM yang tersedia sangat terbatas, antara 4 hingga 8 drum per SPBU, yang setara dengan 800 hingga 1.600 liter per hari. Pembatasan ini jelas tidak mencukupi kebutuhan masyarakat Wamena.

Kendaraan yang sama, masalah yang sama

Beberapa kendaraan tertentu terlihat selalu mengisi BBM di SPBU yang sama setiap hari, bahkan ada yang berpindah dari satu SPBU ke SPBU lain dalam satu hari.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: siapa sebenarnya yang memanfaatkan BBM subsidi ini secara rutin? Pembatasan waktu dan kuota pengisian BBM jelas memengaruhi mobilitas masyarakat.

Angkutan umum, tukang ojek, hingga pekerja kantoran terpaksa membeli BBM di pengecer dengan harga jauh lebih mahal, yang bisa mencapai 18 ribu hingga 21 ribu per liter.

Perbedaan harga dan permainan pasar

Harga BBM di setiap SPBU di Wamena juga bervariasi. APMS di Kama dan Sinapuk menjual BBM dengan harga standar Pertamina, sementara SPBU di Polres Jayawijaya dan Honelama memiliki harga yang lebih tinggi.

Bahkan, harga BBM di kios-kios pinggir jalan bisa jauh lebih mahal. Sebagai contoh, harga Pertamax di beberapa pom mini bisa mencapai 18 ribu per liter, yang setara dengan harga eceran.

Hal ini memperburuk kondisi masyarakat yang harus membeli BBM dengan harga selangit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Pengisian BBM di kios pinggir jalan

Kios-kios BBM yang berada di pinggir jalan di Wamena semakin menjamur. Banyak dari mereka menjual BBM dengan harga jauh lebih mahal daripada harga yang ditetapkan SPBU resmi.

Sumber BBM untuk kios-kios ini berasal dari berbagai saluran, termasuk dari antrian di SPBU, pembelian kupon oleh masyarakat asli Papua, dan kerja sama yang tidak transparan antara SPBU dengan oknum-oknum tertentu.

Hal ini semakin memperburuk masalah kelangkaan dan harga BBM yang tinggi di Wamena.

Analisis: Kenapa harus membeli yang mahal?

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved