Konflik bersenjata di Papua
Warga Intan Jaya Kerap Jadi Korban Penembakan, Legislator Desak Pemerintah Tarik Pasukan Non-organik
Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai diminta membuka mata dan mengambil langkah strategis atas masalah kemanuasiaan di Intan Jaya, Papua Tengah.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE - Teror dan penembakan masih terus dialami oleh masyarakat Kabupaten Intan Jaya, di Provinsi Papua Tengah.
Seperti yang terjadi pada, Rabu (18/6/2025), yang mana tiga warga sipil di kabupaten ini tewas ditembak.
Diketahui, ketiga warga sipil korban penembakan yakni IK (45), AK (20) dan JT (40).
Menyikapi kejadian tersebut, Anggota Komidi C DPR Kabupaten Intan Jaya, Yustinus Wandagau angkat bicara.
Yustinus mengatakan, apa yang terjadi di Intan Jaya sangat menyedihkan.
Baca juga: FLASH: Kontak Tembak kontra OPM Pecah di Intan Jaya Papua Tengah, Dua Aparat Dikabarkan Terluka
"Mulai dari 2019 hingga hari ini, sudah hampir ratusan orang yang jadi korban," kata Yustinus kepada Tribun-Papua.com, Jumat (20/6/2025).
Menurut politisi PSI ini, konflik di Intan Jaya juga harus dihentikan agar masyarakat tidak lagi menjadi korban.
"Kenapa, kalau ini terus terjadi maka manusia Intan Jaya bisa habis," katanya.
Yustinus mendesak pemerintah daerah segera mengambil langkah serius untuk melapor ke pemerintah pusat.
Kemudian, perlu juga dilakukan penarikan terhadap pasukan non organik di Intan Jaya.
"Sebab apa yang terjadi di daerah ini, seperti perang antara negara," ujarnya.
Yustinus juga meminta agar Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai membuka mata dan mengambil langkah strategis atas masalah kemanuasiaan di Intan Jaya.
"Supaya, warga sipil tidak lagi menjadi korban begitu saja, dan Intan Jaya kembali damai, seperti dahulu kala," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.