Info Dogiyai
Mahasiswa Dogiyai Turun ke Jalan, Tolak Pemekaran Mapia Raya dan Desak Aparat Sikat Ilegal Logging
Tolak pemekaran Kabupaten Mapia Raya, menolak aktivitas perusahaan ilegal logging, serta menolak penempatan militer organik dan non-organik di Dogiyai
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan TribunPapua, Yulianus Magai
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Solidaritas Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (IPMADO) se-Indonesia menggelar aksi damai di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Jumat (4/7/2025).
Koordinator Lapangan, Melianus Tagi, mengatakan pihaknya juga akan kembali menggelar demonstrasi besar-besaran di Nabire.
Selain itu, Mahasiswa Dogiyai di Jayapura juga akan menggelar aksi menolak pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Mapia Raya.
“Aspirasi kami bukan hanya ditampung, kami minta dibentuk tim Pansus. DPRD Dogiyai harus membuka ruang dialog antara mahasiswa intelektual dan semua pihak di Dogiyai sebelum melanjutkan rencana ini,” ujar Melianus.
Baca juga: Aksi Massa di Dogiyai Papua Tengah, Mahasiswa Desak DPRD Bentuk Pansus dan Dialog Terbuka
Dalam aksi tersebut, mereka menyampaikan tiga tuntutan utama yang dianggap penting demi masa depan masyarakat Dogiyai.
Antara lain, menolak pemekaran Kabupaten Mapia Raya, menolak aktivitas perusahaan logging ilegal, serta menolak penempatan militer organik dan non-organik di wilayah Dogiyai.

Mereka menilai kehadiran perusahaan-perusahaan berbadan hukum PT maupun CV di Dogiyai hanya akan merusak kelestarian hutan dan tanah adat.
Dalam orasi mereka, mahasiswa menegaskan pentingnya melindungi tanah dan hutan sebagai warisan untuk generasi mendatang, serta menolak segala bentuk intervensi militer yang dikhawatirkan dapat mengganggu keamanan dan ketenteraman warga sipil.
Fredi Pigai, perwakilan IPMADO, menyebut pemekaran Kabupaten Mapia Raya justru membuka peluang besar bagi perusahaan-perusahaan besar untuk mengeksploitasi sumber daya alam, khususnya di sektor pertambangan dan perkebunan.
Baca juga: Lima Warga Sipil Ditembak di Dogiyai, Mahasiswa Papua: Usut Pelaku dan Copot Kapolres
“Ini sangat berbahaya bagi masa depan manusia dan alam Mapia dan Dogiyai,”katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan Pemekaran di kabupaten dogiyai Harus disetujui oleh semua pihak jangan oleh Elit politik Lokal.
"Kami tahu bahwa masyarakat dogiyai saat ini tidak ingin menambah kabupaten, jadi Pemekaran mapia raya Hanya diperjuangkan oleh para Elit Politik," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.