Pertamina Patra Niaga
Dari Krisis Air ke Peningkatan Ekonomi: Kisah Sukses Wayame Hydro Bae Pertamina di Ambon
Dengan mengintegrasikan akses air bersih, Pertamina berharap dapat mendukung kegiatan pertanian dan pemberdayaan UMKM minyak atsiri .
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, melalui Integrated Terminal (IT) Wayame, sukses meluncurkan Wayame Hydro Bae.
Program CSR inovasi sosial berbasis teknologi pompa ramah lingkungan ini tak hanya menjadi solusi krisis air bersih, tetapi juga katalis peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
Fokusnya pada pemberdayaan UMKM minyak atsiri dan petani hortikultura di Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, menunjukkan komitmen Pertamina dalam memberikan dampak nyata.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Ispiani Abbas, menjelaskan bahwa Wayame Hydro Bae berfokus pada penguatan ekonomi masyarakat Desa Wayame.
Dengan mengintegrasikan akses air bersih, Pertamina berharap dapat mendukung kegiatan pertanian dan pemberdayaan UMKM minyak atsiri secara berkelanjutan.
Transformasi teknologi Pompa Ramah Lingkungan (Porling) menjadi inti program, memungkinkan penyaluran air ke wilayah perbukitan tanpa biaya listrik tambahan dan menghemat dua jam waktu yang biasanya dihabiskan untuk mengambil air bersih.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Raih Tiga Penghargaan CSR di ISRA 2025
"Desa Wayame memiliki potensi sumber daya alam melimpah, namun akses air bersih masih sulit. Hal ini mempersulit pertanian dan pemberdayaan UMKM," ujar Ispiani.
Dengan adanya Porling, masyarakat setempat kini memiliki akses air bersih yang membuka jalan bagi peningkatan perekonomian mereka.
Dampak nyata sudah terlihat: UMKM minyak atsiri, yang sebelumnya stagnan, kini mengalami peningkatan produksi.
Mereka juga telah memperoleh sertifikasi halal MUI dan sedang dalam proses BPOM, membuka peluang produk lokal menembus pasar modern dengan pendampingan sertifikasi.
Sektor pertanian pun merasakan manfaat signifikan.
Hasil panen tomat melonjak drastis dari 2,5 ton pada 2021 menjadi 9,5 ton pada 2024.
Peningkatan ini juga berdampak pada pendapatan petani yang naik tajam dari Rp5 juta menjadi Rp29 juta per bulan.
“Desa Wayame potensi sumber daya alamnya melimpah, namun kami lihat akses air bersih masih sulit. Dengan adanya Porling membuka jalan untuk masyarakat sekitar, terutama pada aspek perekonomian,” ujarnya.
Dalam implementasi program, Pertamina aktif membersamai dan menggandeng masyarakat lokal, melibatkan seluruh kelompok, mulai dari petani, lansia, perempuan, hingga kelompok rentan, untuk berpartisipasi aktif dari tahap perencanaan hingga evaluasi, memastikan kemajuan bersama.
• Kolaborasi Pertamina-Pemkot Tual Lahirkan Bintang E-sport Baru