Info Merauke
Garda Kesehatan Merauke Dibekali, Kader Multitalenta Siap Hadapi Malaria, HIV/AIDS, dan TB
Ini menandai langkah strategis dalam upaya penanggulangan tiga penyakit menular utama di Merauke.
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Bwariat
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Di garis depan perjuangan melawan penyakit menular, peran kader kesehatan di Kabupaten Merauke semakin diperkuat.
Sebanyak 37 kader dari tujuh puskesmas utama di wilayah itu kini tengah mengikuti Pelatihan Integrasi Kader Malaria, HIV/AIDS, dan Tuberculosis (TB).
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI) ini berlangsung selama tiga hari, sejak 28 hingga 30 Juli 2025.
Ini menandai langkah strategis dalam upaya penanggulangan tiga penyakit menular utama di Merauke.
Baca juga: Jalan Berliku di Airu: Potret Perjuangan Pendidikan dan Kesehatan di Pedalaman Jayapura
Eka Chris Prasetia, Kepala Kantor Cabang PERDHAKI Kabupaten Merauke, sekaligus Program Manajer SSR PW KAMe, menyebut pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas para kader.
Tujuannya, memperkuat peran mereka dalam memberikan layanan kesehatan yang berbasis komunitas, langsung menyentuh masyarakat di akar rumput.
"Tugas utama kader tetap pada penanggulangan malaria, namun melalui pelatihan ini mereka juga dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam mengedukasi masyarakat terkait HIV/AIDS dan TB," kata Eka kepada Tribun-Papua.com, Selasa (29/7/2025).
Ini berarti para kader tak hanya akan fokus pada satu penyakit, melainkan menjadi agen multitalenta yang mampu mengidentifikasi dan memberikan edukasi awal untuk tiga ancaman kesehatan yang berbeda.
Dari Skrining hingga Komunikasi Dua Arah
Materi pelatihan yang diberikan cukup komprehensif.
Para peserta dibekali dengan keterampilan komunikasi berbasis perubahan perilaku, sebuah pendekatan penting agar pesan kesehatan dapat diterima dan diimplementasikan oleh masyarakat.
Selain itu, mereka juga diajari teknik skrining gejala secara sederhana, memungkinkan deteksi dini yang krusial.
Tak kalah penting, tata cara pencatatan dan pelaporan kasus juga menjadi bagian inti dari kurikulum.
Eka menekankan pentingnya membangun komunikasi dua arah yang kuat antara kader dan puskesmas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.