Papua Pu Cerita
Sriwijaya Mendarat di Wamena: Kisah Jhon Tabo dan Terbukanya Isolasi Udara Papua Pegunungan
Pendaratan Sriwijaya Air ini bukan hanya membuka akses logistik dan ekonomi, tetapi juga membuka cakrawala baru bagi generasi muda Papua.
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Noel Iman Untung Wenda
TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA - Di tengah gemuruh pendaratan perdana pesawat Sriwijaya Air di Bandara Wamena, Selasa (29/7/2025) pagi, tak ada yang bisa menahan getaran haru dan sukacita dari Gubernur Papua Pegunungan, Jhon Tabo.
Bagi Tabo, momen ini lebih dari sekadar kedatangan pesawat.
Ini adalah puncak dari sebuah perjuangan panjang. Sebuah mimpi yang kini terwujud di depan mata.
Tentunya, mimpi itu terwujud dengan tangan kepedulian pemerintah pusat, khususnya Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Baca juga: Air Mata Ribka Haluk di Wamena: Saat Isolasi Udara Papua Runtuh dan Harapan Bersemi
Kini, keterisolasian wilayah pegunungan tengah Papua tinggal cerita.
"Selamat datang di Wamena. Hari ini alam mendukung, Tuhan mendukung, dan semua ini adalah berkat dari perjuangan panjang kita bersama," ujar Jhon Tabo, menyambut pendaratan perdana Sriwijaya Air di Wamena.

Kehadiran maskapai besar untuk pertama kalinya di landasan Wamena itu sangat berarti bagi seluruh masyarakat Papua Pegunungan.
Tabo tak lupa menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemerintah Pusat atas kepedulian luar biasa terhadap pembukaan keterisolasian wilayah pegunungan tengah Papua.
Ia secara khusus menyoroti peran Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk, yang akrab ia sebut sebagai "jantung cadangan republik" dan "Mama Balim".
Sosok ini, menurut Tabo, tak pernah lupa akan masyarakat Papua, bahkan sejak dari Nabire hingga Wamena.
"Mama Balim selalu ingat kami. Hari ini kerinduan itu jadi kenyataan. Dulu kita hanya bisa membayangkan pesawat kecil yang masuk, tapi hari ini pesawat besar Sriwijaya Air mendarat di sini," ungkap Tabo, dengan suara bergetar.
Matanya berkaca-kaca, mengenang masa lalu ketika penerbangan ke Wamena masih sangat terbatas.
Harapan Masa Depan
Gubernur Jhon Tabo kemudian bernostalgia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.