Papua Pu Cerita
Sriwijaya Mendarat di Wamena: Kisah Jhon Tabo dan Terbukanya Isolasi Udara Papua Pegunungan
Pendaratan Sriwijaya Air ini bukan hanya membuka akses logistik dan ekonomi, tetapi juga membuka cakrawala baru bagi generasi muda Papua.
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Paul Manahara Tambunan
Ia menceritakan bagaimana dahulu, bersama para bupati, mereka membentuk asosiasi kepala daerah dan mulai berinvestasi untuk memperpanjang landasan Bandara Wamena serta membangun Bandara Paulus.
Sebuah ide yang, pada masanya, dianggap sebagai "mimpi siang bolong" dan bahkan menjadi bahan tertawaan banyak orang.

"Waktu itu banyak yang menertawakan kami. Tapi kini kami berdiri di depan semua orang, menyaksikan hasil dari perjuangan dan pelayanan misi," ungkapnya.
Baca juga: Papua Tengah Makin Terhubung, Sriwijaya Air Mengudara di Wilayah Nabire
Pendaratan Sriwijaya Air ini bukan hanya membuka akses logistik dan ekonomi, tetapi juga membuka cakrawala baru bagi generasi muda Papua.
Jhon Tabo menyampaikan rencana besar untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Termasuk dari Biak, untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak muda Papua Pegunungan menempuh pendidikan di bidang penerbangan.
"Saya berharap ke depan, anak-anak asli Papua juga bisa menjadi pilot dan mengoperasikan pesawat yang menghubungkan daerah mereka," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.