ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Aksi Massa di Jayapura

Demo Tolak Mendagri di Jayapura Ricuh, Panji Mangkunegoro Mengaku Dipukul Polisi: Cek Kronologisnya

Panji menceritakan, saat dirinya berada di barisan depan sebagai orator, ia dikeroyok oleh sejumlah anggota polisi.

Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita
MENDAGRI DITOLAK - Kelompok Barikade 98 lakukan aksi demo di Jalan Bandara Sentani. Aksi tersebut digelar untuk menyampaikan orasi penolakan terhadap kedatangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Papua. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Aktivis di Jayapura, Panji Agung Mangkunegoro, mengaku mengalami kekerasan fisik oleh aparat kepolisian saat berorasi di sekitar Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (12/8/2025). 

Kejadian ini bermula ketika Panji dan rekan-rekannya mencoba mendekati area bandara untuk menyuarakan aspirasi terkait kedatangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian.

Aksi yang semula damai ini berujung ricuh ketika rombongan Mendagri keluar dari bandara.

Menurut Panji, insiden bermula sekitar pukul 07.30 WIT.

"Awalnya saya datang pukul 7.30 WIT, teman-teman sudah demo di pertigaan lapangan Theys Hiyo Eluay," ujarnya saat konferensi pers di salah satu kafe di Abepura, Selasa siang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Ketua Bawaslu Kabupaten Jayapura Hilang Kontak di Tengah Pilkada Papua, Ada Apa?

Setelah mendapat informasi Mendagri akan tiba di bandara, Panji mengajak massa mendekat ke area bandara untuk berorasi. 

Namun, niat mereka dihalangi oleh puluhan aparat. 

"Yang paling agresif itu pertama adalah Kapolsek bandara, dia yang bersentuhan fisik dan mendorong," kata Panji.

Panji menceritakan, saat dirinya berada di barisan depan sebagai orator, ia dikeroyok oleh sejumlah anggota polisi.

"Yang paling nyata adalah Kapolsek Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3), Bandara Sentani, Iptu Wajedi dan Kapolres Kabupaten Jayapura bersama sejumlah anggotanya," ungkapnya. 

Panji mengaku sempat didorong karena dituding menghambat jalan kendaraan.

"Kapolres langsung memukul muka saya," bebernya.

Akibat pengeroyokan ini, Panji mengalami luka di wajah bagian kiri, dadanya, dan gagang kacamatanya patah.

Persitiwa ini, kata Paji, terekam oleh rekan-rekannya secara langsung di facebook.

ayapura, Panji Agung Mangkunegoro
Aktivis di Jayapura, Panji Agung Mangkunegoro, mengaku mengalami kekerasan fisik oleh aparat kepolisian saat berorasi di sekitar Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (12/8/2025). 

Setelah insiden tersebut, Panji digiring ke kantor Polsek Bandara.

"Karena tidak berdaya, saya digiring ke kantor Polsek Bandara dan saya diam tidak banyak bicara."

Di dalam kantor, Panji mengaku mendapat intimidasi dari Kapolres Jayapura AKBP Umar Nastekay. 

"Kamu Panji Agung Mangkunegoro jangan pernah bikin kacau di Kabupaten Jayapura, jangan pernah bikin demo-demo di sini, karena ko akan berhadapan dengan saya," kata Panji mengutip perkataan Kapolres.

"Saat yang bersamaan Kapolsek Bandara dengan nada kasar menyebut ko sopan dengan saya punya Kapolres. Panji kamu jangan sombong," kata Panji menirukan ucapan Kapolsek KP3 Badnara Sentani.

Panji sangat menyayangkan tindakan represif aparat kepolisian.

Padahal menurutnya, ia tidak masuk ke dalam bandara dan hanya berorasi di depan polsek.

Panji menyayangkan pemberitaan yang menyebut dirinya dipukul oleh warga.

"Padahal tidak ada warga. Semua adalah anggota Posek Bandara dan Polres," ujarnya.

"Atas nama demokrasi, saya sudah berdarah. Saya minta Kapolres bayar denda dan minta maaf ke publik."

Pemuda Tabi yang ikut dalam aksi tersebut, Yulianus Dwa, membenarkan bahwa aksi itu spontan dan tanpa izin. 

Namun, Yulianus menilai hal itu bukan alasan bagi polisi untuk bertindak kasar.

Sebab, itu merupakan dinamika dari demokrasi.

Hanya, Yulianus kesal karena informasi transit langsung ke Wamena oleh Mendagri Tito tidak disampaikan ke pihaknya oleh aparat setempat.

"Kalau [informasi batalnya Mendagri ke Jayapura] itu disampaikan maka kami tidak mungkin memaksakan diri untuk masuk ke depan bandara.

Baca juga: Massa Tolak Kedatangan Mendagri Tito Karnavian di Jayapura, Desak Pj Gubernur Papua Diganti

Ia juga menjelaskan bahwa aksi ini adalah respons terhadap kedatangan Mendagri dan Bahlil yang dianggap membawa konflik dan merusak demokrasi di Papua.

AKSI MASSA - Kelompok Barikade 98 lakukan aksi demo di Jalan Bandara Sentani. Aksi tersebut digelar untuk menyampaikan orasi penolakan terhadap kedatangan Menteri Dalam Negeri Republik (Mendagri) Indonesia di Tanah Papua.
AKSI MASSA - Kelompok Barikade 98 lakukan aksi demo di Jalan Bandara Sentani. Aksi tersebut digelar untuk menyampaikan orasi penolakan terhadap kedatangan Menteri Dalam Negeri Republik (Mendagri) Indonesia di Tanah Papua. (Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita)

Yulianus Dwa juga meminta Presiden Prabowo untuk mencopot Mendagri dan Bahlil serta mendesak Kapolri mencopot Kapolda Papua yang dinilai tidak mampu mengendalikan bawahannya.

"Papua hari ini darurat demokrasi, Papua harus diselamatkan," ujar Dwa.

Mendagri Tito Karnavian diminta bertanggung jawab atas kekacauan akibat intervensi politik oleh aparat di Papua.

"Rakyat sedang diintimidasi, Parcok sedang merajalela di mana-mana."

Ia juga menyayangkan ketidaknetralan Pj Gubernur Papua Agus Fatoni di tengah tahapan PSU Pilkada Gubernur, hingga merusak sendi kehidupan sosial.

"Jangan beliau hari ini datang untuk menambahkan persoalan keagamaan dengan melakukan sosialisasi di masjid-masjid untuk paslon tertentu, itu mencerdai kami," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay memerintahkan pembubaran massa demi menjaga kelancaran aktivitas masyarakat.

TINDAK PENJUAL MIRAS - Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasetakay ketika di wawancara media di Sentani, Kabupaten Jayapura. Polisi siap mengawal penegakkan peraturan daerah soal minuman beralkohol.
 Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasetakay. (Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita)

Umar menegaskan pihaknya telah memberikan toleransi dengan mengizinkan aksi di depan jalan pertigaan lampu merah Bandara Sentani, meskipun sebelumnya tidak ada penyampaian pemberitahuan terkait aksi tersebut kepada Kepolisian.

Polisi tidak mentolerir bila ada tindakan yang mengganggu aktivitas publik.

“Menyampaikan pendapat di muka umum silakan saja, tapi jangan mengganggu aktivitas orang lain."

"Sebagai Kapolres dan anak asli Jayapura, saya punya tanggung jawab menjaga Kamtibmas di Kabupaten Jayapura. Kalian jaga saya, saya pastikan jaga kalian,” pungkasnya. (*) 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved