ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Max Abner Ohee: Perjanjian New York Sah, Papua Bagian Tak Terpisahkan dari NKRI

New York Agreement bukanlah keputusan sepihak, melainkan hasil dari serangkaian pertemuan maraton antara Indonesia dan Belanda.

Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita
Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP), Max Abner Ohee (kiri) saat jumpa pers didampingi Sekjen Barisan Merah-Putih Indonesia Ali Kabiay di Sekretariat DPP Barisan Merah Putih RI di Waena, Kota Jayapura, Papua. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP) Max Abner Ohee melayangkan pernyataan tegas.

Bukan sekadar merespons isu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Barisan Merah Putih Republik Indonesia itu meluruskan sejarah yang dianggapnya sengaja diputarbalikkan.

Menanggapi selebaran yang disebarkan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menyebut perjanjian New York cacat hukum, Ohee berdiri membela fakta.

Ia menegaskan, perjanjian bersejarah yang diteken pada 15 Agustus 1962 itu adalah dokumen sah, diakui secara hukum, dan diresmikan oleh seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Ohee, New York Agreement bukanlah keputusan sepihak, melainkan hasil dari serangkaian pertemuan maraton antara Indonesia dan Belanda.

Baca juga: Wakapolresta: Polisi Bubarkan Aksi Peringatan New York Agreement Karena Mengganggu Ketertiban Umum

Puncaknya, perjanjian itu memutuskan penyerahan Papua secara bertahap kepada Indonesia melalui mekanisme PBB. 

“Perjanjian itu diteken pada 15 Agustus 1962, dan PBB menyerahkan Papua sepenuhnya kepada Indonesia paling lambat 1 Mei 1963. Sejak tanggal tersebut Indonesia sah berdaulat di Tanah Papua,” ujarnya dalam keterangan tertulis diterima Tribun-Papua.com, Kamis (14/8/2025).

Max Ohee menilai narasi KNPB sebagai isu provokatif dan hoaks yang membahayakan. 

Ohee mengingatkan bahwa sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, wilayah Hindia Belanda yang menjadi Indonesia sudah membentang dari Sabang hingga Merauke.

Ia khawatir, manipulasi sejarah ini akan menyesatkan generasi muda, membuat mereka percaya pada ilusi kemerdekaan.

“KNPB tidak mempelajari sejarah dengan benar, dan membuat generasi muda salah paham seolah Papua akan segera merdeka. Padahal seluruh dunia melalui PBB mengakui Papua bagian sah dari NKRI,” ujarnya.

Sebagai senior, ia mengajak para pemuda Papua untuk tidak terjebak dalam narasi separatis yang menyesatkan.

“Papua adalah anugerah Tuhan. Tugas kita mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, prestasi, dan hidup rukun."

Baca juga: Aksi Massa di Jayapura, Mahasiswa dan KNPB: Perjanjian New York Agreement adalah Ilegal

"Sekolah yang baik, raih prestasi setinggi-tingginya. Kami para senior akan terus mendukung dan memotivasi,” ujarnya.

Menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia, Ohee mengimbau seluruh masyarakat Papua menyambutnya dengan sukacita, damai, dan semangat baru.

Ia berharap setiap warga menata hidup yang lebih baik, demi memberi dampak positif bagi Papua sebagai rumah bersama, sekaligus membanggakan orang tua.

“Mari kita menata hidup yang lebih baik agar memberi dampak positif bagi Papua sebagai rumah bersama, sekaligus membanggakan orang tua kita,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved