PROFIL

Steve Mara, Pemuda Papua Pimpin Sidang Simulasi PBB di Uzbekistan 

Penulis: Aldi Bimantara
Editor: M Choiruman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOSOK - Steve Rick Elson Mara (26) saat mengikuti event Indonesia International Defence Science Seminar 2019

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara    

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Steve Rick Elson Mara (26) ialah sosok pemuda asal Wamena Papua kelahiran 8 September 1994, yang pernah memimpin sidang simulasi PBB di Uzbekistan. 

Melalui sambungan telepon seluler kepada Tribun-Papua.com Minggu (11/7/2021), Steve menceritakan soal kisah hidupnya, hingga menggeluti event-event internasional. 

"Saya lahir di Wamena, sebuah kota yang aman tenteram saat itu, kemudian dari menulis dan organisasi saya banyak berkembang hingga sekarang," kenangnya.

Sosok Simon Tabuni, Pemuda Papua yang Terima Beasiswa LPDP dan Mengabdi ke Bumi Cendrawasih

Pria yang memiliki hobi menulis dan mendengarkan lagu daerah itu, menyelesaikan studi sarjana S1 tahun 2016 di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Umel Mandiri Jayapura, dengan mengambil jurusan hukum pidana.

Kemudian, melanjutkan magister S2 di Universitas Pertahanan dan lulus tahun 2020. Dirinya juga pernah dipercaya menjadi tenaga ahli anggota komisi I DPR RI. 

Saat ini, ia masih menjabat sebagai Direktur Operasional PT Papua Muda Inspiratif. 

Saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia sudah mengenal dunia organisasi. 

Steve terpilih menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa STIH Umel Mandiri periode 2015 - 2016. 

Yosias Andi Arwam, Pemuda Papua Raih Beasiswa hingga Jadi Pilot

Ia juga sejak 2018 telah menempati posisi sebagai Ketua Pemuda LIRA Papua, hingga sekarang. 

Pria yang berasal dari keluarga polisi itu, juga merupakan pendiri dari Papua Muda Inspiratif (PMI) dan Papua Muda Study Diplomasi. 

Pengalaman mengikuti konferensi dalam dan luar negeri telah menajadikannya, dikenal di berbagai kalangan. 

Memiliki koneksi dan relasi ialah kuncinya dalam berorganisasi, dan mengikuti berbagai event sosial internasional. 

Minta Pemuda Papua Dilibatkan Pengelolaan Venue PON, John Wempi: Dapat Digunakan Masyarakat Umum

Di tahun 2019, Steve pernah menjadi pembicara atau speaker di International Global Network Seminar. 

Kemudian pernah mengikuti Indonesia International Defence Strategy Seminar di tahun yang sama. 

Berkaitan dengan kepeduliannya terhadap isu-isu global termasuk lingkungan hidup, Steve pernah berpartisipasi dalam ajang United Nation Climate Change Conference Model United Nation di Tangerang 2019.

Tak berpuas diri, tahun 2019 Steve mulai menjangkau level Asia, dengan menjadi delegasi Indonesia, dalam Asia Youth International Model United Nation di Kuala Lumpur Malaysia. 

Dari event Asia Youth International Model United Nation inilah, dirinya banyak menemukan teman dan menjalin relasi, serta membentuk jaringan yang kuat sesama agen-agen perubahan dari berbagai negara. 

Pemprov Papua Kirim 24 Pelajar OAP Ke 3 Universitas di Amerika

Tak lama waktu berselang, di tahun 2020 lalu, ia mengajukan pendaftaran sebagai chair person atau pimpinan sidang, dalam ajang simulasi sidang umum PBB di Uzbekistan. 

Steve terpilih dari serangkaian proses seleksi yang telah dilaluinya, dan mengalahkan beberapa negara penyaing. 

Ketika menjadi pimpinan sidang World Trade Organization dalam simulasi sidang PBB C7 World Economy and Bussiness Conference di Thanzkend Uzbekistan, ia mendapat perhatian dari beberapa peserta. 

"Saya ditanya tampak atau looking saya yang tidak seperti Asian atau orang Asia pada umumnya, sehingga ditanya asal saya," terang Steve. 

Pelajar Asal Papua di Solo Bertekad, Dukung Pemerintah Sikapi Situasi di Papua

Ketika ditanya soal asal negaranya, Steve mengatakan dirinya berasal dari Indonesia. 

Jawaban Steve tersebut, membuat peserta lainnya terheran-heran, sebab ada satu peserta yang menghampirinya, dan berkata bahwa ia tidak kelihatan seperti orang Indonesia pada umumnya.

Steve pun menjelaskan bahwa ia berasal dari Indonesia, khususnya dari Papua yang memiliki ras berbeda, dari orang Indonesia pada umumnya. 

Selain persoalan fisik yang tidak kelihatan seperti mayoritas orang Asia, peserta lainnya juga terkejut, ketika tahu dirinya bukan beragama Islam selayaknya mayoritas orang Indonesia. 

Baca juga: Yusen Tabuni Apresiasi Program Pola Anak dan Orangtua Asuh Pelajar/Mahasiswa Papua dari Polda Jateng

"Saya disana hanya menjelaskan bahwa, saya berasal dari negara Indonesia, kita sangat plural atau beragam secara ras, agama, budaya dan adat, tetapi kita bisa bersatu dalam perbedaan," jelasnya 

Steve sukses memimpin simulasi sidang PBB itu, dengan respon yang positif diperolehya dari delegasi negara lainnya. 

Pria yang merupakan penulis buku "Kita Semua Mau Hidup Damai" itu, berharap ke depan agar dirinya dapat kembali berkesempatan, untuk memimpin sidang PBB. 

Ia juga berpesan kepada generasi muda Papua agar bersemangat dalam bermimpi, dan berusaha keras untuk mencapai impian masing-masing. (*) 

Berita Terkini