ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Intan Jaya

Program Siswa Genius di Intan Jaya Dipertanyakan, DPRD Minta Dinas Pendidikan Lakukan Evaluasi

pemerataan tersebut penting agar rasa keadilan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat dan tidak menimbulkan kecemburuan sosial.

Tribun-Papua.com/Istimewa
PENDIDIKAN - Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Intan Jaya, Simson Weya, mempertanyakan proses rekrutmen peserta program Siswa Genius yang dinilai belum berjalan adil dan merata bagi seluruh wilayah serta kelompok masyarakat di Kabupaten Intan Jaya.  (Dok. Narasumber) 

Laporan Wartawan Tribun Papua Yulianus Magai

TRIBUNPAPUA.COM, JAYAPURA - Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Intan Jaya, Simson Weya, mempertanyakan proses rekrutmen peserta program Siswa Genius yang dinilai belum berjalan adil dan merata bagi seluruh wilayah serta kelompok masyarakat di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

Hal tersebut disampaikannya kepada Tribun Papua di Jayapura, Senin (10/11/2025).

Simson menegaskan, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Intan Jaya perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program tersebut agar benar-benar memberi kesempatan yang sama kepada semua anak asli Intan Jaya.

Menurutnya, Intan Jaya memiliki empat suku besar Moni, Nduga, Dani, dan Wolani serta delapan distrik.

Karena itu, ia menilai keterwakilan peserta program Siswa Genius harus merata berdasarkan suku dan wilayah.

Baca juga: Meki Nawipa Ngaku Siap Biayai Pendidikan Siswa Sekolah GenIUS, Bekies: Langkah Mulia Majukan SDM

“Dinas Pendidikan perlu memahami bahwa Intan Jaya punya empat suku besar dan delapan distrik. Karena itu, peserta Siswa Genius harus mewakili seluruh suku dan distrik, bukan dipilih secara sepihak. Tidak boleh ada pilih kasih,” tegas Simson.

Ia menyebut, pemerataan tersebut penting agar rasa keadilan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat dan tidak menimbulkan kecemburuan sosial.

Simson menyoroti daftar peserta Siswa Genius jenjang SD dan SMP, masing-masing 17 dan 16 siswa, yang diberangkatkan ke Jawa pada 10 November 2025.

Dari daftar tersebut, ia menyayangkan tidak adanya keterlibatan anak-anak dari suku Nduga.

“Ini menjadi pertanyaan besar bagi kami orang Nduga di Intan Jaya. Mengapa tidak ada anak Nduga yang ikut? Tidak boleh ada istilah anak emas atau anak tiri. Semua anak berhak mendapat kesempatan yang sama,” ujarnya.

Politisi yang membidangi sektor pendidikan, kesehatan, dan pembangunan ini mengatakan, minimnya pemerataan justru dapat memicu persoalan sosial di tengah masyarakat dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.

“Kerja nyata Dinas Pendidikan Intan Jaya belum terlihat. Pemerintah harus evaluasi cepat demi generasi dan kualitas SDM Intan Jaya ke depan. Jika dibiarkan, kita akan rugi besar. Satu anak kehilangan kesempatan, seribu generasi akan terdampak,” ujarnya.

Baca juga: 120 Anak Papua Tengah Disekolahkan ke genIUS, Pj Gubernur Ribka Haluk Beri Pesan Mendalam

Simson menilai pendidikan merupakan fondasi utama kemajuan suatu daerah dan tidak boleh dikelola dengan diskriminatif.

 “Tanpa pendidikan, bagaimana bisa lahir bupati, gubernur, bahkan presiden? Pendidikan harus kita kawal bersama,” katanya.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved