ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Pemuda Katolik Desak Menteri Natalius Pigai dan Komnas HAM Usut Kasus Irene Sokoy: Pelanggaran Berat

Kasus Irene Sokoy adalah gambaran paling nyata betapa buruknya pelayanan publik di sejumlah rumah sakit di Papua.

Tribun-Papua.com/Istimewa
DARURAT MEDIS PAPUA - Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani meninggal bersama bayinya di dalam kandungan akibat ditolak sejumalah rumah sakit di Kota dan Kabuaten Jayapura, Papua, Kamis (20/11/2025). (Dok. Keluarga) 

Laporan Wartawan Tribun-papua.com,Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM.WAMENA - Pemuda Katolik Komda Papua Tengah mendesak Menteri Hukum dan Hak Asasi Mabusia (HAM), Natalius Pigai untuk turun tangan langsung mengusut kasus kematian Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal setelah diduga mengalami penolakan layanan medis di Jayapura

Sekertaris Komda Papua Tengah Natan Tebai menilai peristiwa tersebut sebagai pelanggaran HAM berat yang tidak boleh dibiarkan.

Menurut Natan Tebai, kasus Irene Sokoy adalah gambaran paling nyata betapa buruknya pelayanan publik di sejumlah rumah sakit.

Baca juga: Tragedi Irene Sokoy Bongkar Bobroknya Rantai Rujukan dan Ketersediaan Dokter Obgyn di Ibu Kota Papua

Mereka menilai pihak rumah sakit lebih mengutamakan urusan administratif dibandingkan penyelamatan nyawa pasien yang sedang dalam kondisi darurat.

“Kami melihat ini sebagai kasus pelanggaran HAM yang sangat serius. Tidak boleh ada institusi kesehatan yang lebih mementingkan berkas dibandingkan nyawa manusia,” tegas Natan mewakili Pemuda Katolik.

Atas dasar itu, Tebai  meminta Menteri Natalis Pigai membentuk tim investigasi khusus dari pemerintah pusat untuk menelusuri dugaan penolakan pelayanan tersebut.

Desakan yang sama juga ditujukan kepada Komnas HAM RI agar segera membentuk tim investigasi independen.

DARURAT KESEHATAN DI PAPUA - Abraham Kabey berfoto bersama kedua anak Irene Sokoy dan Niel Kabey di makam Irene Sokoy di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
DARURAT KESEHATAN DI PAPUA - Abraham Kabey berfoto bersama kedua anak Irene Sokoy dan Niel Kabey di makam Irene Sokoy di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. (Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita)

Tidak hanya itu, Pemuda Katolik juga meminta Komnas HAM Perwakilan Papua di bawah pimpinan Frits Ramandei segera bergerak. 

Natan Tebai menilai kerja investigasi antara pusat dan daerah harus dilakukan secara paralel agar fakta tidak saling bertentangan.

Hasil investigasi gabungan tersebut diharapkan menjadi catatan penting bagi Gubernur Provinsi Papua agar tidak hanya memberikan pernyataan simpatik, tetapi mengambil langkah nyata.

Baca juga: Bayi Kami Mati di Tangan Medis: Kisah Pilu Irene Sokoy, Ibu Hamil Ditolak 4 RS di Ibu Kota Papua

“Gubernur jangan hanya keluarkan pernyataan menghibur keluarga duka, tetapi harus keluarkan kebijakan konkret,” tegas Tebai.

Pemuda Katolik menegaskan akan terus mengawal kasus ini sampai pemerintah daerah dan pusat mengeluarkan keputusan yang tegas terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kematian Irene Sokoy. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved