Papua Terkini
Mahasiswa Paniai Murka: Pemda Tak Bertindak, Jenazah Onalince Diangkut Mandiri Lewat Laut dan Darat
Mereka mengorganisir perjalanan laut menggunakan Kapal Napan Wainame dari Manokwari menuju Wasior.
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan wartawan Tribun Papua Yulianus Magai
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Mahasiswa asal Kabupaten Paniai yang menuntut ilmu di Kota Studi Manokwari menjalani perjuangan berat demi memulangkan jenazah rekan mereka, Onalince Bunai, ke kampung halaman.
Aksi ini mendapatkan sorotan tajam karena Pemda Paniai dinilai absen dalam membantu proses pemulangan.
Kepada Tribun Papua, Senin (24/11/2025), Marinus Kudiai, Ketua Forum Badan Pengurus Koordinasi Wilayah Paniai Kota Studi Manokwari, mengatakan pihak pemda seharusnya berperan aktif.
Baca juga: Mahasiswa Paniai di Jayapura Gelar Aksi Tolak Kehadiran Militer di Tanah Papua
“Kami telah berkoordinasi sejak Jumat dengan Pemda Paniai, namun tak kunjung ada respons. Saat duka seperti ini, kehadiran pemda sangat berarti bagi kami, Bukan hanya soal biaya, tetapi dukungan moral dan logistik demi membawa pulang jenazah Onalince ke keluarganya,” ungkapnya.
Karena minimnya dukungan dari pemerintah kabupaten, mahasiswa akhirnya memutuskan melakukan pemulangan jenazah secara mandiri.
Mereka mengorganisir perjalanan laut menggunakan Kapal Napan Wainame dari Manokwari menuju Wasior.
Dari Wasior, jenazah kemudian diangkut melalui jalur darat menuju Nabire sebelum akhirnya tiba di Paniai.
Perjalanan panjang ini memakan waktu dan tenaga, tetapi bagi mahasiswa dan keluarga, itu adalah upaya terakhir yang layak dilakukan demi menghormati Onalince.
“Ini bukan sekadar urusan mahasiswa perantau. Ini tanggung jawab moral. Kami menilai Pemda Paniai telah gagal bertindak dalam momen krusial ini.”
Dalam kritiknya, Marinus membandingkan sikap Pemda Paniai dengan pemerintah daerah lain.
Baca juga: Gubernur Papua Tengah Minta Pamkab Paniai Persiapkan Festival Ikan
“Kami melihat contoh dari Pemda Dogiyai, yang selalu sigap memulangkan jenazah mahasiswa mereka saat terjadi musibah. Mengapa Pemda Paniai tak bisa melakukan hal yang sama?,” ujarnya.
Meski berada dalam kesedihan, mahasiswa juga menyatakan rasa terima kasih.
Marinus menyampaikan apresiasi kepada teman-teman mahasiswa, mama-mama pendoa, serta semua pihak yang telah membantu dalam pemulangan jenazah.
“Semoga perjuangan ini menjadi pengingat bahwa solidaritas dan tanggung jawab tidak boleh hilang,” ujarnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/GAL-DUNIA-Mahasiswa-asal-Kabupaten.jpg)