Bupati dan Ketua DPRD yang Tak Kunjung Hadir Temui Massa Jadi Pemicu Kerusuhan di Mimika
Kerusuhan di Timika Papua dipicu oleh kekecewaan massa yang terlalu lama menunggu kedatangan Ketua DPRD Mimika dan Bupati Mimika.
Kurang lebih 2.000 orang yang berasal dari negara Amerika Serikat, sisanya merupakan WNA dari Jepang, Kanada, Australia dan Jerman. Timika juga kota yang penuh dengan toleransi.
Kompas.com dalam artikel yang tayang pada 5 Juni 2019, melaporkan bagaimana suasana toleransi antarumat beragama saat Idul Fitri.
Dalam artikel tersebut, disebutkan pemuda dan pemudi lintas agama ikut mengamankan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Timika, Papua, Rabu (5/6/2019).
Saat itu, Ketua FKUB Mimika Ignastius Adii mengatakan, ada 65 pemuda dan pemudi dari latar belakang agama Katolik, Protestan, Hindu dan Budha yang terlibat dalam mengamankan Shalat Ied di Timika.
"Totalnya 65 orang semua," kata Ignatius.
• Atasi Kerusuhan di Fakfak, Ini Langkah Antisipasi yang Diambil Polri
Menurut dia, toleransi antar umat beragama di Kabupaten Mimika selama ini terjalin sangat baik.
Sebab, komunikasi dan pembinaan kepada semua agama terus dilakukan FKUB.
Sebagai, contoh bila umat Kristiani sedang merayakan Ibadah Natal dan Paskah, remaja masjid juga ikut terlibat mengamankan gereja-gereja.
Begitupun bila agama lain sedang merayakan hari besarnya, keterlibatan agama lain dalam mengamankan juga dilakukan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kerusuhan di Timika Dipicu Kekecewaan Massa Menunggu Ketua DPRD dan Bupati Terlalu Lama