Rusuh di Papua, Dua Hal Ini Dinilai jadi Akar Konflik dan Kekerasan di Bumi Cenderawasih
Guru Besar Sosiologi dari Universitas Airlangga, Bagong Suyanto menuturkan, ada dua hal yang menjadi akar konflik dan kekerasan di Papua.
Pasalnya, hal itu terjadi lantaran adanya harapan berlebih dan tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi oleh masyarakat Papua.
• Kerusuhan Pecah di Tanah Papua, Sikap Jokowi hingga Rencana yang Disiapkan Ketua Adat
Industrialisasi, lanjutnya, yang mempertemukan kultur dunia industri dan kultur masyarakat lokal, kerap dinilai tidak sejalan dengan kepentingan dunia industri.
Tak pelak, hal itu berpotensi memicu terjadinya pergesekan bila tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat pada Senin kemarin.
Gedung DPRD Papua Barat, eks kantor gubernur serta sejumlah fasilitas umum dibakar.

• Polri Sebut Ada Segelintir Orang yang Coba Lakukan Provokasi di Fakfak: Sedang Diidentifikasi
Aksi itu merupakan luapan kemarahan masyarakat atas dugaan diskriminasi dan praktik rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Surabaya yang terjadi sebelumnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo juga sudah berjanji, Polri akan mengusut tuntas dugaan praktik rasisme terhadap mahasiswa asal Papua itu.
Dedi mengatakan, pintu masuk penyelidikan adalah dari video yang disebarkan dan viral di media sosial.
Video itu menampilkan situasi ketika mahasiswa asal Papua di asrama Surabaya didatangi sekelompok ormas, personel Polri dan TNI terkait dugaan penghinaan bendera merah putih, Jumat (16/8/2019) lalu.
"Nanti akan kami coba dalami lagi. Alat bukti dari video itu dulu. Video itu didalami dulu, setelah itu barulah siapa orang-orang atau oknum-oknum yang terlibat menyampaikan diksi dalam narasi (rasisme) seperti itu," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin.
(Christoforus Ristianto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Industrialisasi dan Eksploitasi Dinilai Jadi Akar Konflik dan Kekerasan di Papua