Kerusuhan di Papua
Simon Patrice Morin: Kita Tak Punya Tokoh yang Mendalami Persoalan Papua seperti Gus Dur
Anggota DPR periode 2004-2009 asal Papua Barat menilai, saat ini tidak ada tokoh nasional yang mampu memahami persoalan di Papua seperti Gus Dur.
Padahal pendekatan teknis seperti itu tidak menyentuh akar permasalahan di Papua, yakni marjinalisasi, diskriminasi, dan kekerasan.
Manuel menjelaskan, selama 32 tahun di masa Orde Baru, masyarakat Papua telah mengalami berbagai macam bentuk ketidakadilan.
Mulai dari operasi militer, eksploitasi sumber daya alam hingga marjinalisasi.
• Menkominfo: Isu Papua Bukan Hanya Isu Domestik, tapi Sudah Jadi Isu Internasional
Sementara Gus Dur memahami bagaimana cara melakukan pendekatan terhadap warga Papua.
Gus Dur memilih pendekatan berbasis kemanusiaan dan kebudayaan.
Seperti diketahui Gus Dur mengabulkan perubahan nama Irian Jaya menjadi Papua.
Bahkan ia memberikan keleluasaan bagi warga Papua untuk mengekspresikan identitas kebudayaannya, misalnya pengibaran bendera Bintang Kejora.
Gus Dur juga mengizinkan masyarakat Papua menggelar kongres Rakyat Papua II dan memberikan bantuan dana.
• Prabowo Serukan Semua Pihak Dukung Pemerintah soal Papua: Soal Kedaulatan Tak Ada Beda Pandangan
Bagi warga Papua, kongres itu merupakan ruang demokrasi untuk mengaktualisasikan identitas diri mereka.
Pada akhir 2001, muncul Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (UU Otsus Papua).
Dalam Pasal 2 UU Otsus Papua tertulis bahwa Provinsi Papua dapat memiliki lambang daerah sebagai panji kebesaran dan simbol kultural bagi kemegahan jati diri orang Papua dalam bentuk bendera daerah dan lagu daerah yang tidak diposisikan sebagai simbol kedaulatan.
"Gus Dur tahu terhadap masyarakat yang punya trauma seperti itu pendekatannya harus beda. Bukan pendekatan technical tapi pendekatan dignity, kebudayaan. Dia mengangkat harkat dan martabat orang Papua," kata Manuel.
(Kristian Erdianto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kita Tak Punya Tokoh yang Paham Persoalan di Papua seperti Gus Dur"