Kerusuhan di Papua
Polri Beri Penjelasan soal Dua Aktor Intelektual Rusuh Papua yang Diduga Terkait Benny Wenda
Mabes Polri menyebut dua aktor intelektual kerusuhan Papua FBK dan AG memiliki keterkaitan dengan Ketua (ULMWP) Benny Wenda.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNPAPUA.COM, JAKARTA - Mabes Polri menyebut dua aktor intelektual kerusuhan Papua FBK dan AG memiliki keterkaitan dengan Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda.
Namun, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya masih mendalami keterkaitan dua aktor intelektual kerusuahan di Papua tersebut dengan Benny Wenda.
• Bantah Isu Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Dilempari Ular, Wiranto: Itu Tidak Benar
Tak hanya mendalami keterkaitan mereka, kepolisian pun sedang mengejar tokoh Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
"Penyidik masih melakukan pengejaran terhadap beberapa tokoh KNPB yang diduga langsung terkoneksi dengan BW (Benny Wenda)," ucapnya.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan tokoh yang diburu pihaknya tersebut diduga perantara Benny Wenda dengan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
"Langsung memerintahkan dengan memanfaatkan AMP untuk melakukan mobilisasi, kemudian menyiapkan desain untuk kerusakan, kemudian melakukan provokasi langsung di lapangan," kata Dedi.
Sita anak panah
Kepolisian telah melakukan penggeledahan terhadap sebuah rumah susun (rusun) di Jayapura, Papua.
Rusun itu diduga ditempati oleh dua aktor intelektual kerusuhan Papua yakni FBK dan AG.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya berhasil menyita sejumlah barang bukti yang diduga digunakan dalam aksi kerusuhan dari lokasi tersebut.
Dedi Prasetyo menuturkan barang bukti yang disita mulai dari senjata tajam, anak panah dan busur panah, gir, kampak hingga rompi.
"Barang bukti yang disita ada busur panah, anak panah, cukup banyak benda tajam yang dipersiapkan untuk melakukan kerusuhan," ujar Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (9/9/2019).
"Ada parang, ada kampak, ada linggis kemudian ada beberapa sajam lainnya. Ada rompi yang disiapkan," kata Dedi Prasetyo.
• Sebut Mahasiswa Papua dan Papua Barat Pulang akibat Kabar Burung, Wiranto: Itu Hoaks
Selain itu, Dedi Prasetyo mengatakan rusun itu digunakan sebagai tempat keduanya berkumpul untuk mendesain aksi rusuh.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu juga mengatakan dari penggeledahan ditemukan fakta bahwa kerusuhan di Jayapura tidak terjadi secara spontan.
"Dari hasil penggeledahan yang dilakukan oleh Polda Papua di rusun di Jayapura, kita ketahui bahwa kerusuhan yang ada di Jayapura itu adalah bukan spontanitas, tapi ada desain kerusuhan itu," ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan duo tersebut juga sempat mengumpulkan tokoh-tokoh lapangan di kerusuhan di lokasi tersebut sebelum melakukan aksi kerusuhan.
"Dimana FK dan AG sempat mengumpulkan berbagai tokoh-tokohnya sebelum melakukan aksi kerusuhan," tandasnya.