ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Mantan Menkumham Ungkap Cara JK Mengajarinya Berunding dengan Pimpinan GAM, Dilatih Cara Tatap Mata

Mantan Menteri Hukum dan HAM 2004-2007, Hamid Awaludin membeberkan bagaimana Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajarinya untuk berunding.

KOMPAS.com/ MOH NADLIR
Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika ditemui di kantor wakil presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018). 

TRIBUNPAPUA.COM - Mantan Menteri Hukum dan HAM 2004-2007, Hamid Awaludin mengungkapkan bagaimana Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajarinya untuk berunding.

Hal itu disampaikan Hamid Awaludin saat menjadi narasumber acara Mata Najwa yang membahas soal hari-hari jelang berakhirnya tugas Jusuf Kalla (JK) sebagai wakil presiden.

Mantan Menkumham yang juga Ketua Juru Runding Perjanjian Helsinki ini memberkan bagaimana JK mengajarinya menghadapi para pimpinan-pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

 

Selalu Digantikan Jusuf Kalla, Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadiri Sidang Umum PBB?

Hamid menjelaskan, Jusuf Kalla sangat detail dalam mempersiapkan perundingan.

"Mulai warna dasi diatur, cara berpakaian, cara ngomong, itu semua diatur," kata Hamid.

Menurut Hamid, JK sangat menekankan bahwa kontak mata dalam suatu perundingan sangatlah penting.

"Bahkan saya dipaksa menatap mata calon lawan runding saya," ungkapnya.

Saat diajari cara tatap mata oleh JK, Hamid mengaku sempat grogi kala itu lantaran perbedaan jabatan.

"Caranya menatap mata Beliau, Hamid tatap mata saya."

"Pasti saya kalah kan, dia Wapres saya menteri. Setiap saya berkedip, Hamid tatap mata saya itu berulang-ulang kali," jelas Hamid.

Wiranto Ditusuk, Jusuf Kalla: Ini Pertama Kali Pejabat Negara Diserang dengan Tikaman

Hamid lantas membeberkan pertemuannya dengan mantan pejuang GAM, Malik Mahmud yang rupanya mengagumi cara berundingnya.

"Nah belakangan saya ketemu Malik Mahmud, saya notice (memperhatikan) loh waktu berunding, selalu menatap mata saya yah," kata Hamid menirukan Malik Mahmud kala itu.

"Oh iya Kenapa? Pak JK suruh saya," jawab Hamid kepada Malik Mahmud saat itu.

Mendengar itu, para hadirin lantas tertawa.

Tak ketinggalan sang pembawa acara, Najwa Shihab.

Selain itu, para hadirin juga terdengar bertepuk tangan.

Sekali lagi, Hamid menegaskan bahwa JK menuntunnya cara bernegosiasi dengan sangat detail.

"Jadi sangat detail, bukan hanya memberi tahu kami sebagai tim runding pola perencanaan tetapi cara-cara sampai detailpun harus diatur," ungkapnya.

Kemudian, pria 59 tahun itu mengungkapkan pesan penting dari JK bahwa dalam sebuah perundingan tidak ada perbedaan kelas yang membatasi.

Wakil presiden Jusuf Kalla dalam acara Mata Najwa
Wakil presiden Jusuf Kalla dalam acara Mata Najwa (Facebook Mata Najwa Trans 7 live)

 

Tegaskan Tak Ada Agenda Bahas Referendum Papua di PBB, JK: Jangan Lupa Papua Itu Hasil Resolusi PBB

"Yang peling penting ketika saya diberi tugas sebagai juru runding, Beliau mengatakan Hamid lawan rundingmu itu harus kau beri martabat."

"Jangan kau lebih rendah, posisimu sama dalam perundingan," ucap Hamid.

JK disebut selalu menekanan agar seseorang menjunjung tinggi martabat orang lain dalam suatu perundingan.

"Karena itu, tema perundingan damai ada kata mengatakan dignity for all martabat untuk semua, 100 persen dari Pak JK itu," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, tugas JK sebagai Wakil Presiden akan berakhir saat Jokowi dan Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 akan digelar pada Minggu (14/10/2019).

Lihat videonya mulai menit ke-52:20:

Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, Ini Pesan Jokowi

Jelang pelantikan, Presiden Jokowi menegaskan bahwa dirinya mengizinkan adanya demonstrasi.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Rabu (16/10/2019), hal itu diungkapkan Jokowi setelah menerima pimpinan MPR di Istana Merdeka, Jakarta.

"Lho namanya demo, dijamin konstitusi," jawab Jokowi sambil tersenyum.

Bahkan, Jokowi mengungkapkan tidak adanya larangan demo itu hingga dua kali.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga turut menyampaikan permintaaanya pada MPR.

Ia meminta agar MPR menggelar acara pelantikan dengan sederhana

Yang terpenting bagi mantan Wali Kota Solo itu adalah subtansi acara tersebut.

"Saya juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan upacara dan perayaan di dalam pelantikan dilakukan sederhana saja, tapi juga tanpa mengurangi kekhidmatan dan keagungan dari acara itu," jelas Jokowi.

Berbeda dengan Jokowi yang mengizinkan adanya demonstrasi, Ketua MPR, Bambang Soesatyo justru meminta agar masyarakat menahan terlebih dahulu keinginan untuk berunjuk rasa.

Punya Kebiasan Mengatur Gaya Rambut JK, Mufidah Kalla Ceritakan Protes sang Suami

Pasalnya menurut Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo menilai bahwa kesuksesan acara pelantikan presiden berpengaruh pada penilaian dunia Internasional terhadap Indonesia.

Pengaruh itu bisa berwujud dalam hal ekonomi.

"Karena suksesnya ini, suksesnya acara pelantikan presiden, akan memberi pesan positif bagi dunia internasional dan itu akan juga membantu perekonomian kita. Dengan ekonomi yang baik maka itu sama dengan membantu rakyat kita semua," ujar Bamsoet.

Bamsoet menegaskan, dirinya akan memberikan jaminan keselamatan pada para tamu undangan, khususnya tamu negara lain.

"Karena sesuai dengan protap yang dimiliki pihak keamanan Polri maupun TNI, pengamanan tamu-tamu negara kita dijamin begitu menginjakkan kaki di tanah air kita dan kembali ke tanah mereka selamat," tegas Bamsoet.

Pada acara pelantikan itu, sejumlah kepala negara direncanakan akan datang.

Beberapa yang dipastikan datang antara lain, Perdana Menteri Australia, kepala negara-negara Asean hingga Wakil Perdana Menteri China. 

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Hamid Awaludin Bongkar Cara Jusuf Kalla Ajari Dirinya Berunding dengan Pimpinan GAM: Tatap Mata Saya

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved